Jumlah Jamaah Haji Indonesia yang Wafat Bertambah, Jadi 121 Orang Hari Ini. (Foto: MNC Media).
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan ratusan jamaah wafat akan dibadalhajikan."Jamaah yang wafat hingga saat ini berjumlah 121 orang dengan rincian wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang, di Bandara 3 orang dan di Arafah 4 orang.
Seluruh jamaah wafat akan dibadalhajikan," kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).Pada hari ini, 9 Zulhijah 2024 atau 15 Juni 2024, jamaah haji dari seluruh dunia termasuk jamaah haji Indonesia sedang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah.
Waktu wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah."Khutbah wukuf di tenda utama akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan Al Bahar, Lc, MA, setelahnya salat berjamaah jama’ qashar Zuhur dan Asar dengan imam KH. Agus Ma'arif, Lc, MA, dilanjutkan zikir dan doa wukuf yang dipimpin oleh Habib Ibrahim Lutfi bin Ahmad Al-Attas,” kata Widi.Dia mengimbau agar jamaah dapat memanfaatkan kesempatan terbaik dalam hidupnya dengan memperbanyak zikir, membaca talbiyah, menggaungkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an,” ujarnya. "Lalu menyelingi zikir dengan berdoa, sebab Arafah adalah tempat mustajab atau terkabulnya doa.
Meyakini bahwa doanya selama di Arafah dikabulkan Allah dan dosanya diampuni. Bertafakkur merenungi kebesaran Allah, berserah diri dan mengharap pertolongan Allah,” kata dia.Bagi jamaah sakit, ia berpesan, agar bersabar dan tabah, zikir dan doa untuk kesembuhan, menjaga salat lima waktu.
Jika tidak mampu salat dengan berdiri maka boleh salat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau jika terpaksa dengan isyarat. “Berupaya menjaga kesehatan, dengan memperbanyak minum air putih, makan tepat waktu, tetap berada di dalam tenda, minum obat yang dianjurkan dokter, dan istirahat yang cukup,” tuturnya.
"Sekira pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, jamaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah," ujarnya. Ia menjelaskan, tahun ini, PPIH memberlakukan skema murur bagi jamaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya di Muzdalifah.
“Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah,” ujarnya.Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah, kata dia, tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
“Selain jamaah risiko tinggi, lansia dan disabilitas, pergerakan jamaah ke Muzdalifah dilakukan dengan sistem taraddudi (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah,” kata dia Selama melaksanakan mabit (menginap), ia menambahkan, jamaah dapat istirahat dan berzikir, menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah, sebab Muzdalifah termasuk tempat mustajab.
“Tidak ada ibadah khusus selama mabit di Muzdalifah,” katanya. Jamaah diimbau mempertahankan kondisi kebugaran fisiknya dengan beristirahat atau tidur, menghindari kelelahan, mengonsumsi bekal yang dibawa, minum obat, dan menghubungi dokter jika merasa tidak sehat.
“PPIH akan membagikan kantong kerikil saat jamaah haji di Arafah bersamaan dengan pembagian snack berat untuk dikonsumsi saat di Muzdalifah,” ujarnya.(FRI)
Posting Komentar untuk "Jumlah Jamaah Haji Indonesia yang Wafat Bertambah, Jadi 121 Orang"