Diskusi Lepas Dengan Seniman dan Budayawan


Awal rencana yang digagas Ramli S. Nawi, untuk membaca puisi, bersama wartawan seniman dan budayawan akhirnya acara hanya dapat berdiskusi dengan thema bebas berlangsung disebuah warkop bernama Azzahrah di  Komp. RRI Makassar.

 Acara untuk baca puisi terpaksa diganti dengan diskusi masalah budaya, film dan juga membicarakan bagaimana menulis novel yang enak dibaca.

Menurut Mahrus, menulis sebuah buku novel harus lebih awal ada persiapan. Jadi terlebih dahulu ada patron. Tidak sekedar menulis begitu saja karena bisa saja apa yang ditulis tidak menarik bagi pembaca. 

Dalam acara yang lebih tepat disebut pertemuan ngopi2 sambil berdiskusi,  dihadiri oleh Yudistira Sukatanya seorang seniman, budayawan dan penulis buku bersama Dewi, istrinya yang juga seorang seniman.

 Hadir juga Mahrus Andhis, seorang budayawan dan kritikus sastra. Pada awalnya acara beberapa orang seniman dan wartawan berjanji untuk hadir tetapi karena ada sesuatu hal sehingga mereka berhalangan hadir. " Mohon maaf, tidak dapat hadir.

 Salam sama teman2, " kata DR.Ajiep Padindang, melalui pesan WA yang juga seorang seniman dan mantang anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPD), dua pride.

 Demikian juga seorang wartawan senior  Asnawin Aminuddin, yang juga seorang ustad, berhalangan hadir.( rm)

Posting Komentar untuk "Diskusi Lepas Dengan Seniman dan Budayawan "