Jatim Media Duta,- Pedagang hewan ternak asal Nusa Tenggara Barat (NTB) menangis karena menagih pembayaran ke seorang kepala desa (kades).
Adapun kades tersebut belum membayar Rp290 juta dan baru memberi uang muka Rp20 juta.
Video yang memperlihatkan curhatannya itu pun kini menjadi viral.
Diketahui, pria dalam video viral terlibat bisnis dengan Kades Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, bernama Edo Saefudin pada 2024.
Diduga, Kades Edo baru membayarkan uang muka sebesar Rp20 juta untuk pembelian 16 ekor sapi.
Pria tersebut mengaku, sang Kades belum melunasi pembayarannya hingga sampai saat ini.
Video ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 pada Kamis (4/6/2025).
Unggahan tersebut juga disertai foto surat pernyataan dari Kades Edo yang akan membayar pembelian sapi 16 ekor seharga Rp290 juta.
Kades Edo berjanji pembayaran akan dilunasi pada akhir bulan Agustus 2024 dengan jaminan surat tanah berupa AJB dan bangunan seluas 950 M2.
Dalam surat yang ditandatangani di atas materai pada 16 Juni 2024 TERSEBUT, Kades Edo juga siap atas konsekuensinya.
Setelah video tersebut viral, Perangkat Desa Mander membenarkan terkait persoalan sang Kades yang diduga belum melunasi pembayaran sapi.
Hal ini diungkapkan oleh Staf Desa Mander bernama Hedi.
"Saya hanya tahu secara garis kecil, bahwa memang benar Pak Kades sedang menghadapi persoalan pembelian sapi," ujarnya, dilansir dari Tribun Banten.
Hedi menuturkan, pihak penjual yang bersangkutan sempat mendatangi kediaman Kades Edo untuk menagih sisa pembayaran,
Namun, kata dia, penjual tersebut tidak sempat bertemu dengan Kades Edo lantasan sedang keluar rumah.
"Karena mungkin tidak bertemu, akhirnya persoalan ini menjadi besar dan jadi sorotan di media sosial," ucapnya.
Dikatakan Hedi, Kepala Desa Edo Saefudin hingga kini masih aktif menjabat.
Sang Kades juga kerap menghadiri kegiatan di desa dan kecamatan.
"Beberapa waktu kayaknya sempat berkomunikasi, entah itu secara langsung atau lewat telepon, tapi detailnya tidak begitu tahu," pungkasnya.
Dikonfirmasi Banten, Kades Edo Saefudin mengakui soal permasalahannya belum membayar lunas transaksi 16 ekor sapi tersebut.
Menurut Edo, permasalahannya tersebut murni kekeliruan bisnis pribadi tanpa ada kaitan dengan jabatannya sebagai kepala desa.
Dia menceritakan, pembelian 16 ekor sapi ini dilakukan pada tahun 2024 dengan kesepakatan pembayaran dilakukan satu pekan usai Lebaran Iduladha 2024.
Akan tetapi, dia mengaku kena tipu oleh rekan bisnisnya.
"Saya jualan sapi cuma ketipu orang, jadi ini saya sama sekali enggak ada uang, juga enggak makan."
"Saya ketipu orang itu udah akhir lebaran 2024 anggap lah sapi sisa gitu cuma sisa pemilihan orang," ujar Edo pada Kamis (5/6/2025).
Hal ini juga membuat usaha bisnisnya kian terpuruk, sehingga kesulitan untuk melunasinya.
Kendati demikian, Edo melanjutkan, dirinya bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.
Bahkan, dirinya telah memberikan jaminan kepada pedagang hewan ternak tersebut berupa surat AJB rumahnya.
"Kami punya itikad baik, maka kami berikan jaminan itu. Kalau memang si pedagang mau menjual rumah saya ya silakan, tapi bicarakan dulu harganya," jelasnya.
Edo menuturkan, sampai saat ini pihaknya sudah lama tidak berkomunikasi dengan pedagang hewan tersebut.
Dia juga mengaku masih membayarkan pelunasan secara bertahap.
"Terakhir komunikasi itu kemungkinan tahun 2024, sudah lama."
"Jadi sekarang itu ketika saya ada uang, ya langsung saya bayarkan secara bertahap," tuturnya.

Akibat permasalahan ini, Edo mengaku dihubungi Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, untuk memberikan konfirmasi.
"Bupati sudah kontak, telepon ke saya kemarin sore ya nanyain itu, saya bilang ada sangkutan pribadi usaha saya. Cuma ya semakin kesini semakin sulit usaha saya," ucapnya.
Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.
"Mohon doa, semoga ini segera selesai, ya karena ini murni bisnis pribadi," pungkasnya.
Terakhir, Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.
"Mohon doa, semoga ini segera selesai, ya karena ini murni bisnis pribadi," pungkasnya.
Awalnya hanya iseng memelihara domba saat usia 18 tahun, peternak asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bernama Vandri kini mengelola peternakan dengan omzet miliaran rupiah per tahun.
Usaha kecil Vandri Dwitama yang dibangun pada 2010 silam, kini bertumbuh pesat.
Peternak ini sekarang dapat menjual hewan ternaknya hingga ratusan juta rupiah.
Pembelinya pun tak kaleng-kaleng, mulai artis hingga Presiden Prabowo Subianto.
Vandri bercerita, usaha ternak tak mudah pada awalnya.
Dia bahkan sering diejek bau domba.
"Dulu saya diledek bau domba. Sekarang, alhamdulillah, dari bau domba itu bisa bantu banyak orang dan dipercaya pejabat negara," ujar Vandri, dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (6/6/2025).
Meski keluarganya berprofesi di dunia perbankan, Vandri memilih jalur berbeda.
Ia pernah tujuh tahun bekerja di sektor keuangan sebelum berhenti dan fokus ke peternakan.
"Mulai 2010, hanya dengan delapan ekor domba dan tiga sapi. Kami jualan di pinggir jalan pas Iduladha. Dari situ berkembang," katanya.

Kini, ia memelihara 126 sapi dan 180 domba dengan pendekatan intensif.
Ia memperlakukan ternaknya layaknya anak sendiri.
"Kita rawat dengan rasa. Sapi-sapi kami ajak jalan, diberi vitamin, dan bahkan terapi tanah untuk mengurangi stres."
"Domba pun kami latih berenang untuk kekuatan otot dan napas," ucapnya.
Prestasinya pun mencolok.
Vandri meraih juara 2 nasional kontes sapi 2024 di Kemayoran yang digelar MPR RI.(Alga)
Posting Komentar untuk "Tangis Pedagang 16 Ekor Sapinya Belum Dibayar dari Tahun 2024"