Makassar Media Duta Online, - Pemerintah Kota Makassar masih ngotot menggunakan GeNose.
Siswa SMP yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) jadi sasarannya.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengklaim, GeNose bisa digunakan untuk mengecek kesehatan paru-paru siswa.
Untuk memastikan siswa sehat usai mengikuti simulasi PTM.
Hanya saja, rencana tersebut disoroti berbagai pihak.
Termasuk pakar kesehatan Universitas Hasanuddin, Prof Idrus Paturusi.
Kata Idrus, GeNose tidak ada hubungannya dengan paru-paru.
Untuk tahu fungsi paru-paru, lewat pemeriksaan rontgen.
"Saya juga bingung, dia (wali kota) salah persepsi bagaimana dia tahu ada kerusakan paru-paru menggunakan GeNose," ucap Idrus Paturusi kepada Tribun-timur.
Mantan Rektor Unhas ini menambahkan, dulu GeNose digunakan sebagai alat tes covid-19.
Namun karena efikasi dan validitasnya kurang maka tidak lagi digunakan.
Ia menilai, Pemkot Makassar terkesan memaksakan kehendak.
Ngotot menggunakan GeNose padahal tak akurat, hanya buang-buang anggaran.
"GeNose tidak dipakai lagi, kenapa mesti dipaksakan kan itu tidak ada artinya," tegasnya.
Sejak awal, ia sudah mengingatkan Pemkot Makassar untuk tidak menggunakan alat dari UGM tersebut.
Hanya saja, Pemkot tetap mendatangkan dan terlanjur memborong GeNose lengkap dengan alatnya.
"Belum datang itu GeNose saya sudah bilang jangan pakai, jadinya rusak ini," tuturnya.
Ia menduga Pemkot Makassar hanya ingin menghabiskan GeNose tersebut.
Mengingat dana yang digunakan adalah anggaran daerah.
Sehingga butuh pertanggungjawaban.
Apalagi sekarang dengan kasus menurun, positivity rate dibawah lima persen .
Kalau diperiksa 100 cuma dua atau tiga yang positif, ngapain lagi pemeriksaan GeNose.
"Jangan jadi korban itu siswa kalau hanya untuk menghabiskan itu," pesannya.
Diketahui, Pemkot Makassar masih punya stok 400 ribu pcs yang didatangkan sejak Juni 2021 lalu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengatakan 200 ribu GeNose disiapkan untuk siswa SMP.
"Kita punya 400 ribu pcs, 200 ribu pcs kita siapkan untuk anak sekolah. Kalau pun kekurangan masih bisa diakomodir semua," jelasnya.
Ia mengklaim, GeNose digunakan untuk menscreening siswa, bukan untuk proses tracing apalagi testing.
Katanya, GeNose digunakan untuk mengoptimalkan proses monitoring peserta didik.
Mau tidak mau, GeNose harus digunakan karena alatnya sudah tersedia.
"Harus dipakai, karena alat itu ada, harus dioptimalkan untuk memonitoring," tegasnya.
Dokter Ida-sapaannya, menilai GeNose efektif digunakan untuk sekadar screening.
Nanti akan ada pemeriksaan lanjutan jika terjadi gejala covid oleh siswa bersangkutan.
"Hanya untuk screening, kita lihat juga kondisi si anak. Kemarin efektivitasnya efektif juga ini GeNose," terangnya.
Selain untuk screening siswa, GeNose akan digunakan oleh petugas container Recover Centre di masing-masing kelurahan.(Sitti Aminah)
Posting Komentar untuk "Prof Idrus Paturusi, GeNose Tidak Ada Hubungannya Dengan Paru -paru"