Prajurit Yang Tua Tidak Pernah Mati, Mereka Hanya Undur Diri

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin acara reuni 35 tahun pengabdian Adem 86 yang dihadiri perwakilan TNI- Polri dan diikuti secara virtual di Akademi Militer Magelang, Senin (20/9/2021). (foto: Istimewa)

Magelang Media Duta,-- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengenang kembali masa-masa indah saat masih menjadi taruna akademi TNI. Hal ini dia sampaikan saat memimpin reuni 35 tahun pengabdian Adem 86 di Akademi Militer (Akmil) Magelang yang dihadiri perwakilan TNI-Polri secara virtual, Senin (20/9/2021).

Bagi Panglima TNI dan rekan seangkatannya, Adem 86 atau Ikatan Alumni Akabri 86 merupakan kisah panjang 39 tahun yang lalu saat memulai kehidupan Taruna pada tahun 1982. Kisah panjang para prajurit TNI-Polri tersebut kini menjadi sebuah kenangan.

Panglima TNI mengatakan, saat ini sebagian keluarga besar Adem 86 telah memasuki masa purna. Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan mohon doa restu rekan-rekan semua agar Adem 86 yang masih aktif dapat menyelesaikan tugas pengabdian dengan baik, aman dan lancar sampai akhir masa bhakti di TNI dan Polri. 

Di akhir kegiatan, Panglima TNI menyampaikan kata-kata Jenderal Mc Arthur asal Amerika Serikat (AS), ‘Old soldiers never die, they just fade away’ yang berarti 'Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya undur diri'. 

"Kita masih sama-sama ingat saat pendaftaran Catar (Calon Taruna), saat mengikuti seleksi di Lembah Tidar ini. Bagaimana ada kawan yang tidak lulus, maupun ada yang lulus masuk Akademi namun tidak seperti yang mereka cita-citakan," kata Panglima TNI, Senin (20/9/2021). 

"Banyak tempat yang menyimpan kenangan di Akademi Militer. Kali Baben di Akmil telah merendam perwira TNI-Polri tidak terbilang jumlahnya. Gunung Tidar dan sekitarnya serta masyarakat Magelang dan sekitarnya yang begitu perhatian saat taruna melaksanakan latihan," katanya.

Jenderal bintang empat itu juga teringat ada taruna yang pernah dihadiahi kalung pepaya dan harus dibawa terus berhari-hari.  Dia juga bernostalgia dengan menggunakan helm bernomor Akademi 335 sesuai dengan nomornya dahulu. Selain itu dia juga menyandang senjata yang dulu digunakan sebagai senjata Taruna. 

"Dulu sering kita juga dihukum karena kesalahan sehingga tidak boleh menggunakan dalaman helm, hanya luarnya saja. Jadi kalau lari helm tidak stabil, lari kanan kiri," ucapnya.

Begitu pula dengan senjata, pertama kali diberikan lalu pegang dan utak atik, main-main tangan kejepit setiap pagi diperintahkan memeriksa kebersihan senjata, namun ada saja yang masih kurang bersih. 

Selanjutnya para Alumni Adem 86 menjalani kehidupan Taruna sesuai matra di masing-masing Akademi, baik di AKMIL, AAL, AAU dan Akpol.

 Hingga akhirnya lulus dan dilantik menjadi Letnan Dua pada Upacara Prasetia Perwira di Istana Negara pada tanggal 20 September 1986. (Ahmad Antoni )

Posting Komentar untuk "Prajurit Yang Tua Tidak Pernah Mati, Mereka Hanya Undur Diri"