Sultan Banjar Diminta Cabut Gelar Kebangsawanan Hendropriyono

Habib Banua dalam sebuah kegiatan Kesultanan Banjar bersama Sultan Khairul Saleh. (Foto: dokumentasi pribadi Habib Banua untuk Radar Banjarmasin)

Banjar Baru Media Duta,– Penobatan "Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan" tandingan di Jakarta memicu kemarahan Kesultanan Banjar resmi. Seorang bangsawan Kesultanan Banjar meminta Sultan Khairul Saleh mencabut gelar kebangsawanan A.M. Hendropriyono yang menjadi tuan rumah acara kontroversial tersebut.

Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim yang dikenal sebagai Habib Banua, bangsawan bergelar Pangeran Syarif Hikmadiraja, mengecam keras penobatan Cevi Yusuf Isnendar sebagai "Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan" oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

"Tindakan Fadli Zon melakukan penobatan Cevi Yusuf Isnendar dalam kapasitas jabatan Menteri Kebudayaan adalah tindakan pemerintahan yang wajib didasarkan peraturan perundang-undangan," tegas Habib Banua dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/5/2025).

Acara penobatan digelar di Kraton Majapahit, Jakarta Timur pada Selasa (6/5) atas undangan mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono. Ironisnya, Hendropriyono sendiri sebelumnya telah menerima gelar bangsawanan dari Kesultanan Banjar yang dipimpin Sultan Khairul Saleh.

Habib Banua mengingatkan bahwa Kesultanan Banjar di bawah Sultan Khairul Saleh telah diakui oleh Raja-raja Nusantara dan Pemerintah NKRI, bahkan hingga Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Pada setiap milad Kesultanan Banjar, para raja-raja Nusantara tersebut datang memberikan ucapan selamat sebagai wujud pengakuan," jelasnya.

Menurut Habib Banua, semestinya Menteri Kebudayaan lebih cermat dengan melakukan pengkajian sejarah sebelum menobatkan seseorang sebagai raja budaya. Ia juga mempertanyakan kredibilitas Cevi Yusuf Isnendar yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.

"Cevi Yusuf Isnendar yang lahir dan besar di Cianjur, Jawa Barat, berarti dia tidak berada di tengah-tengah masyarakat Banjar di mana kebudayaan Banjar itu berada dan tumbuh berkembang," kritiknya.

Yang lebih mengherankan bagi Habib Banua adalah sikap Hendropriyono yang justru menyelenggarakan acara kontroversial tersebut.

"Menurut saya ada hal yang kontradiksi dari sikap tuan rumah penobatan Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan. Saudara A.M. Hendropriyono telah mendapat gelar bangsawan dari Kesultanan Banjar namun tidak berperilaku layaknya bangsawan Banjar. Sebaliknya justru ingin mengembangkan kebudayaan Banjar yang lain," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Habib Banua mengusulkan kepada Sultan Banjar Pangeran H. Khairul Saleh untuk "secepatnya mencabut gelar kebangsawanan yang telah diberikan kepada Hendropriyono, atas tindakannya yang tidak menghormati Sultan Banjar dan pemangku adat Banjar di Kalimantan Selatan."

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kementerian Kebudayaan, A.M. Hendropriyono, maupun Cevi Yusuf Isnendar terkait kritik tersebut.( M. Ramli Arisno)

Posting Komentar untuk "Sultan Banjar Diminta Cabut Gelar Kebangsawanan Hendropriyono"