Tim Polda Sulsel Turun Bongkar BBM Ilegal di Pinrang

AKBP Edy Sabhara Mangga Barani Kapolres Pinrang, Sulawesi Selatan- tandon solar ilegal di Watang Sawitto. 

Pinrang Media Duta,- Sosok AKBP Edy Sabhara Manggabarani Kapolres  Pinrang, Sulawesi Selatan.

AKBP Edy Sabhara jadi perhatian setelah gudang penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pinrang, terbongkar.

Polda Sulsel turun ke Pinrang  bongkar mafia BBM ilegal.

Jarak penampungan dan markas Polres, kantor Edy Sabhara berjarak empat kilometer.Penampungan di Jalan Salo, Kecamatan Wattang Sawitto.

Untuk menempuh lokasi gudang BBM ilegal dan Mapolres, bisa 12 menit dengan berkendara.Markas Polres Pinrang terletak di Jl Bintang Nomor 3 Kecamatan Wattang Sawitto.

Video Kapolres jadi jual bakso di pasar demi mencari dalang pareman pasar.

Dari pantauan wartawan, Senin (21/7/2025) siang, delapan tandon berukuran 3.100 liter dan belasan jerigen biru berukuran 20 liter diletakan di halaman Mapolres.Tandon, wadah atau tangki digunakan untuk menyimpan air.

Namun di Pinrang, digunakan menampung solar ilegal.Tiga mesin genset, satu unit truk dan satu mobil tangki menjadi barang bukti.

Kanit Tipidter Polres Pinrang, Ipda Andi Imam Iradhah mengatakan, operasi pengungkapan Minggu (20/7/2025) malam.

Personel Polda Sulsel turun operasi.

"Iya, itu kemarin. Tim Polda turun langsung," katanya. Imam masih irit bicara mengenai pemilik gudang penampungan tersebut.

Menurutnya, saat ini pihaknya masih mendampingi tim dari Polda Sulsel untuk melakukan pengembangan terkait kasus itu.

"Kita masih pengembangan. Nanti disampaikan info selanjutnya, kita masih pengembangan ini," ungkapnya.

Saat wartawan mengunjungi lokasi gudang penimbunan BBM, gerbang gudang terkunci rapat.

Salah seorang warga setempat mengutarakan, tidak mengetahui jika gudang yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumahnya itu adalah tempat penampungan BBM.

Pasalnya, gudang tersebut setiap harinya tertutup dan tidak ada aktivitas.

"Saya tidak tau juga, tapi memang tidak pernah saya lihat terbuka. Saya tidak tau kalau tengah malam," ucapnya.

Profil Edy Sabhara

AKBP Edy Sabhara, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian angkatan 58 tahun 2011.

Namanya dikenal usai membongkar kasus kematian Feni Ere, seles mobil asal Palopo.Dia memimpin tim gabungan Polda Sulsel mengungkap kasus tersebut.

Saat itu, dia menjabat Kasubdit III Jatanras Polda Sulsel.Tim beranggotakan 24 orang ini mengungkap misteri kematian dengan penyelidikan cukup panjang.

Kasus ini bermula pada 25 Januari 2024, ketika Parman, ayah Feni, melaporkan hilangnya putri sulungnya.

Laporan diterima karena Feni tidak diketahui keberadaannya dalam waktu 1x24 jam. Awalnya, Polres Palopo tidak langsung melakukan olah TKP karena keluarga korban berasumsi Feni pergi secara sukarela.

Namun, barang-barang milik Feni yang hilang, termasuk koper, menimbulkan kecurigaan.

Sosok AKBP Edy Sabhara

AKBP Edy Sabhara Manggabarai membongkar kasus kematian Feni Ere.Selama ini, Edy bertugas di Polda Sulsel. Ia sempat menjadi Kanit Resmob Polda Sulsel. Edy adalah alumnus Akademi Kepolisian (Akpol). 

Edy Sabhara teryata putra mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani,Meski berstatus sebagai anak mantan Wakapolri, namun, dia punya prestasi mentereng. 

Saat Kanit Resmob Polrestabes Makassar, ia mengungkap identitas Amir Aco, gembong narkoba internasional, buronan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (17/1/2015) dini hari.

Awalnya Amir Aco bersikukuh bernama Ardi Daeng Nai.Nama itu memang yang dia pakai selama buron di Makassar.

Di empat tempat kos mewah di Makassar, tempat dia menginap selama buron, juga dikenal dengan nama Ardi Daeng Nai.Edy mulai curiga ketika dia ditawari "uang damai" Rp 500 juta oleh Ardi.

Dalam benak AKP Edy, "Wah, pasti dia punya jaringan besar, tidak mungkin orang biasa punya uang sebanyak itu."Diam-diam Edy, melakukan penelusuran di internet.

Dia membuka file YouTube yang ada dalam iPhone 6 miliknya untuk mencocokkan data yang dia peroleh dari Balikpapan." 😦 benar ini kamu?" kata Edy memperlihatkan video dan foto itu ke Ardi.

Ardi pun terperangkap. Dia tak bisa mengelak lagi ketika diperlihatkan foto dan videonya.

Ardi akhirnya mengaku bahwa dialah Amir Aco yang ada dalam video dan foto tersebut, gembong yang jadi buronan itu.

Raut wajah polisi tiba-tiba heboh saat mengetahui yang ditangkap adalah gembong narkoba jaringan internasional. Dialah Amir Aco

"Woww... gembong besar.... Dialah orangnya," teriak sejumlah anggota Resmob Polrestabes Makassar.

Tembak Perampok 

Edy Sabhara yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Resmob Polrestabes Makassar, menembak lima perampok. 

Salah seorang di antara perampok yang ditembak itu tewas. 

Awalnya, unit Resmob Polrestabes Makassar yang dipimpin Edy melakukan penangkapan dua tersangka perampok di Jalan AP Pettarani, Senin (9/11/2015) sore.

Dua tersangka yang ditangkap adalah Ismail alias Mail (21) dan Syahrul (20), warga Jalan Moncong-moncong, Desa Pattalassang, Kabupaten Gowa. 

Dari pengakuan kedua tersangka itu, ada beberapa tersangka lain dalam komplotan perampok yang kerap beraksi di Kota Makassar. 

Polisi kemudian langsung melakukan pengembangan dan mengejar tersangka lainnya hingga Selasa (10/11/2015) dini hari. 

Alhasil, polisi menangkap empat tersangka lainnya, yaitu Ahmad alias Hamma (31), warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar; Gau alias Daeng Ngerang (27); Fredy alias Dedy (27); dan Arfandi alias Supu (23). 

Tiga pelaku terakhir adalah warga Desa Maccinang, Kabupaten Gowa. Dari pengakuan keenam tersangka, mereka telah melakukan perampokan puluhan TKP di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Saat dibawa menunjukkan TKP, lima orang tersangka melawan polisi dan berusaha kabur. "Dari lima tersangka yang ditembak, seorang di antaranya meninggal dunia karena kehabisan darah.

Kelima tersangka ditembak kakinya.

Namun, saat dibawa ke RS Bhayangkara, tersangka Ahmad alias Hamma mengalami pendarahan dan meninggal dunia," kata Komisaris Polisi (Kompol) Andi Husnaeni, Selasa (10/11/2015). 

Andi Husnaeni yang adalah Kasubag Humas Polrestabes Makassar mengatakan, lima tersangka lain yang masih hidup dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut.

Andi Husnaeni mengungkapkan, masing-masing tersangka mempunyai peran dalam menjalankan aksinya. "Jelas komplotan ini tidak segan-segan melukai korbannya.

Di mana mereka melakukan aksinya selalu membawa senjata tajam berupa parang, badik, dan panah.

Dari pengungkapan kasus ini, polisi sudah menyita barang bukti dari tersangka," kata dia. (Rachmat Ariadi )

Posting Komentar untuk "Tim Polda Sulsel Turun Bongkar BBM Ilegal di Pinrang"