Dijual cepat Rumah/tanah dengan seluas 336 M2 sertipikat Hak Milik Alamat Jalan Dr Ratulangi No. 3, E. Yang berminat dapat menghubungi Samsons Supeno HP 0812 5627 7440- 085 336 244 337 ttd Samson Supeno

Kisah Penyelamatan Santri di Bawah Reruntuhan Pesantren Sidoarjo

Suara azan bergema di kawasan permukiman padat di Sidoarjo yang bermandikan teriknya matahari .

Hari itu adalah hari Senin, seperti biasanya para santri di Pondok Pesantren Al Khoziny mulai berkumpul untuk salat.

"Waktu lagi baca Al-Quran sebelum salat, saya melihat ada sesuatu jatuh dari langit-langit," kata Mohammad Fathulbari, 14 tahun, kepada program ABC 7.30.

"Tapi saya cuek saja, saya pikir mungkin bukan apa-apa, hanya sesuatu yang jatuh."

Lebih dari 160 anak berada di dalam gedung dua lantai, ketika sesuatu yang tak terduga mulai terjadi.

An aerial shot shows a collapsed building with rubble scattered on the ground

"Tiba-tiba tanahnya berguncang, rasanya seperti gempa bumi," kata Mohammad.

"Saya melihat ke atas, terus langsung lari ke depan, ke arah imam."

"Anak-anak menangis di mana-mana, saya tidak melihat jalan keluar, tapi beberapa orang berhasil menjebol dinding dan itulah cara kami semua keluar."

Sekitar 90 anak berhasil menyelamatkan diri saat bangunan mulai runtuh.

Banyak yang mengalami luka berat akibat tertimpa beton dan puing-puing, ketika mereka berusaha menyelamatkan diri.

A boy standing on the side of a narrow street

Mohammad Fathulbari mengatakan dia mencoba mencari sepupunya, tetapi ditarik kembali oleh orang lain demi keselamatannya. 

"Sepupu saya, Rizal, ada di tengah-tengah masjid. Saya berusaha mencarinya, tapi teman saya menarik saya dan bilang saya tidak boleh masuk lagi," kata Mohammad.

"Saya terus memaksa mencari Rizal, orang-orang menyeret saya keluar dengan menarik kaki saya."

"Saya menangis sambil mencari, berteriak memanggil namanya, tapi Rizal enggak pernah menjawab."

Tragedi ini membuat banyak orang trauma dan memicu seruan untuk memperketat pengawasan pembangunan gedung-gedung, terutama di sekolah-sekolah di Indonesia.

Jumlah korban tewas akibat runtuhnya bangunan mencapai sudah 54 orang dan diperkirakan bisa naik hingga 64 orang.

Setelah bangunan ambruk, operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran dilakukan oleh Basarnas.

Beberapa orang lebih mudah ditemukan dan diselamatkan, tetapi untuk menyelamatkan korban lainnya dalam 72 jam menjadi pekerjaan yang berat.

72 jam adalah momen kritis karena dalam jangka waktu tersebut mereka yang terperangkap di bawah reruntuhan bisa bertahan hidup.

Basarnas mengatakan bangunan pesantren runtuh seperti 'pancake'.

"Di masjid, area salat itu ruang terbuka luas, jadi ketika runtuh tidak ada penghalang di antaranya," kata Emi Freezer dari Basarnas.

"Kami tidak bisa mengirim tim besar, tingkat kesulitannya sangat tinggi, dan ruangnya sangat sempit, membuat para penyelamat kesulitan."

Rescuers inside a collapsed building

"Di sela-sela istirahat, kami saling berbagi pengalaman, informasi terkini, dan strategi."

Sejak Senin malam hingga Rabu malam, tim penyelamat bekerja di antara celah-celah reruntuhan, memanggil para korban yang masih hidup, dan mengalirkan air ke ruang-ruang sempit itu.

Para penyelamat harus menggunakan alat manual agar tidak mengganggu reruntuhan dan mencegah lebih banyak reruntuhan.

"Saya membuat lubang kecil dan mengalirkan selang air minum, saya pakai senter dan hanya bisa melihat telapak tangannya."

"Dia mengambil selangnya dan berbagi air dengan teman-temannya."

Tim penyelamat bekerja selama berjam-jam, dengan hati-hati dan penuh kesabaran mereka membuka jalan bagi anak-anak yang masih terdengar hidup di bawah tumpukan puing.

"Banyak anak terjebak di celah sempit, hanya seukuran tubuh saya," kata Nur Hadi Santoso.

"Kami harus merangkak untuk menarik mereka keluar, sementara puing-puing berat ada tepat di atas kami."

"Risiko kemungkinan ada runtuhan susulan mencapai 99 persen, kami bertahan dengan 1 persen harapan kalau gedung tidak akan ambruk lagi."

Hari Rabu, sekitar 48 jam setelah gedung pesantren ambruk, lima anak berhasil diselamatkan dengan hati-hati. Inilah yang membuat para penyelamat lega.

"Alhamdulillah, saat pertama kali saya melihat wajah anak-anak itu, semua rasa lelah langsung hilang, rasanya seperti mendapat energi baru," kata Nur Hadi Santoso.

"Bagi tim penyelamat, menyelamatkan satu nyawa saja adalah berkah yang tak ternilai," kata Emi Freezer.

"Benar-benar hadiah bagi kami, tidak ada yang sebanding, jadi pahala yang akan kami kenang sepanjang hidup."

'Kami sangat terkejut'

A group of women wearing headscarves sit on the floor with their hands raised in prayer.

Pada Kamis pagi lalu, tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang terdeteksi di bawah reruntuhan.

Sejak Senin malam, banyak orang tua dan anggota keluarga berkumpul tidak jauh dari pesantren. Mereka tidur di atas kardus dan lantai, menunggu kabar penuh harapan dari orang yang mereka cintai.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bersama Basarnas, mengatakan kalau operasi harus diubah menjadi pencarian jenazah para remaja.

Keluarga kemudian mengadakan doa bersama, ada yang terlihat menangis karena ingat anak, keponakan, dan saudara mereka.

"Dia anak yang baik sekali, ganteng pula," kata Ayuli, tante dari Mohammad Rizki Saputra, remaja 16 tahun yang hilang.(*)

Posting Komentar untuk "Kisah Penyelamatan Santri di Bawah Reruntuhan Pesantren Sidoarjo"