Gowa Media Duta,-Setelah memahami arah kebijakan dan pentingnya profesionalisme guru, peserta memasuki sesi inti yang dipandu oleh para narasumber berpengalaman: Nur Azizah, S.Pd., M.Pd., Rifial Rifandi, S.Pd., M.Pd., St. Chadijah, S.Pd., M.Pd., dan Muji Budi Lestari, S.Pd., M.Pd.
Keempatnya merupakan guru perwakilan dari Kabupaten Gowa yang telah mengikuti tiga tahap pelatihan pendidikan inklusif dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sejak 2021 dan berhasil lolos hingga Tahap Mahir pada 2025 ini.
Dalam sesi pertama, Nur Azizah membuka diskusi dengan membahas bagaimana layanan pendidikan inklusif.Dilanjutkan oleh Rifial Rifandi, yang mengajak peserta merancang alat dukung intensif untuk murid dengan kebutuhan khusus. Sesi tersebut memberikan banyak wawasan baru dan membuka dialog mengenai pengalaman dan tantangan nyata yang dihadapi guru di lapangan.
AKSI LOKAL HINGGA PERSPEKTIF INTERNASIONAL
Hari kedua, Chadijah mengupas detail dukungan untuk pelaksanaan sekolah inklusi sesuai amanat undang-undang terbaru nomor 13 tahun 2025.
Ia juga menceritakan pengalamannya menangani murid dengan kebutuhan khusus yang sebelumnya harus didampingi oleh perawat namun berkat penanganan intensif, murid tersebut dapat lepas dari perawat bahkan mampu mewakili kabupaten Gowa mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi Sulawesi Selatan.
Berikutnya, Muji Budi Lestari memandu peserta dalam mengembangkan pendidikan inklusif berbasis data dan bukti ilmiah yang dapat langsung diterapkan di sekolah.
Pengalamannya dalam menggunakan data dan bukti ilmiah di sekolah berhasil menghantarkannya mengikuti berbagai ajang internasional seperti ASEAN teacher bootcamp oleh United State Embassy.
SEAMEO spesial education need, hingga mendapatkan beasiswa S2 di Universitas Negeri Yogyakarta fully funded dan menerbitkan artikel pada jurnal internasional dengan memanfaatkan data dan bukti ilmiah dari penelitian di kabupaten Gowa.
Selain itu, yang tak kalah menarik adalah materi dari guru SLB, Junaedah, S.Pd., M.M., yang pernah mengikuti pelatihan pendidikan inklusi di Australia.
Melalui pengalamannya, peserta mendapatkan perspektif baru mengenai bagaimana sekolah di luar negeri mengelola keberagaman, memberikan akses pembelajaran, dan membangun sistem pendukung bagi murid berkebutuhan khusus.
PESERTA ANTUSIAS, SUASANA INTERAKTIF
Sepanjang dua hari kegiatan, suasana berjalan aktif dan produktif. Peserta tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berdiskusi dan merancang langkah awal implementasi inklusi di sekolah masing-masing.
Banyak peserta menyampaikan bahwa Bimtek ini sangat bermanfaat serta menambah informasi baru yang belum pernah didapat dalam pelatihan lain.
Sehingga memberikan gambaran utuh mulai dari arah kebijakan, data, hingga praktik implementasi pendidikan inklusif.
KOMITMEN GOWA CARADDE: SEKOLAH UNTUK SEMUA
Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa yang mengusung program GOWA CARADDE sebagai mandat dari Bupati, berharap Bimtek ini dapat menjadi langkah nyata untuk mempercepat terwujudnya sekolah inklusi di seluruh wilayah Gowa.
Dengan hadirnya pemateri yang saling menguatkan, pengawas yang membangun arah, BBPMP yang memaparkan data, guru berpengalaman yang memberikan praktik, Bimtek ini menjadi salah satu kegiatan paling lengkap dan komprehensif dalam penguatan pendidikan inklusif di Kabupaten Gowa.
Dengan demikian, sekolah inklusif bukan sekedar wacana, melainkan masa depan pendidikan kita. (*)


Posting Komentar untuk "Penguatan Kompetensi Guru Oleh Pemateri Yang Berpengalaman"