Ketika Jusuf Kalla gebrak meja dan 'bobol' gudang obat supaya korban Tsunami Aceh 2004 bisa segera teratasi: "Ambil pistol, tembak gembok gudang itu!"
Ada kalanya seseorang membutuhkan cara-cara coboy untuk mengatasi persoalan genting. Itulah yang dilakukan Jusuf Kalla saat mengatasi Tsunami Aceh 2004 lalu.
Salah satunya adalah "membobol" gudang obat supaya bisa langsung dibawa ke Aceh esok harinya.Cerita Jusuf Kalla itu dituturkan Fenty Effendy dalam bukunya, "Ombak Perdamaian".
Setelah mendapat kabar tentang Aceh, JK (wakil presiden) berkomunikasi dengan SBY (presiden saat itu) untuk berbagi tugas. Intinya, JK akan berangkat duluan ke Banda Aceh.Malam harinya, JK langsung mengadakan rapat darurat dengan enam menteri dan Panglima TNI.
Kabar dari Menteri Telekomunikasi dan Informatika saat itu, Sofyan Djalil, mengabarkan bahkan korban sudah mencapai puluhan ribu.
Dalam rapat darurat itu diketahui bahwa persediaan obat-obatan hanya sekitar delapan ton.
Sementara, dengan jumlah korban jiwa yang mencapai ribuan orang, menurut laporan Sofyan, pemerintah membutuhkan stok 12 ton obat-obatan untuk disalurkan.
JK pun tak mau tahu bagaimana caranya malam itu juga, "Kumpulkan semua obat yang ada di Jakarta untuk segera angkat ke sana dengan Hercules yang telah disiapkan Panglima TNI. Harus berangkat pukul lima pagi," kata Kalla.
Ada perwakilan Kementerian Kesehatan bilang, "Tapi kan sudah tengah malam, Pak, semua gudang dan tempat penyimpanan barang sudah terkunci dan pemegang kuncinya kami tidak tahu di mana."
Mendengar itu, JK langsung menggebrak meja. Dia geram. Dia langsung memerintahkan pihak Kementerian Kesehatan untuk mencari cara apa pun membuka gembok gudang obat-obatan.
"Tak usah cari yang pegang kunci gembok, ambil pistol, tembak gembok itu. Tidak ada lagi aturan tentang tata cara membuka gudang sekarang ini, yang ada hanyalah kerja untuk selamatkan yang masih hidup," kata Kalla.
JK juga memerintahkan perwakilan Kementerian Sosial menyediakan uang tunai yang akan dibelikan makanan di Medan kemudian diangkut ke Aceh.
Tapi lagi-lagi ada yang menyela, "Masalahnya Pak, kami tidak mudah mengeluarkan uang tunai karena ada proses dan mekanismenya," kata seorang Dirjen Kementerian Sosial.
JK menggebrak meja lagi. "Keluarkan uang tersebut malam ini dan bawa besok pagi-pagi ke Medan. Di sana Saudara beli mi dan langsung bawa ke Aceh. Saya adalah Wapres dan saudara adalah pegawai negeri.
Saudara jalankan perintah ini, saya yang bertanggung jawab atas segala persoalan yang akan timbul kemudian hari.
Saya yang masuk penjara, bukan Saudara. Kalau Saudara tetap menolak perintah ini, maka letakkan jabatan Saudara sekarang juga," tegasnya.
Paginya, 27 Desember 2004, JK berangkat ke Aceh dengan membawa obat-obatan dan uang tunai Rp6 miliar dalam peti.

Posting Komentar untuk "Bangga Dengan Yusuf Kalla " Lebih Cepat Lebih Baik ""