Perwira satu melati ini baru saja mengikuti wisuda doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Hotel Four Points by Sheraton, Jl Andi Djemma, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sabtu (31/8/2024) siang.
Wisuda dan prosesi pemindahan tali toga Surono dan para wisudawan lainnya itu, dipimpin langsung Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman.Surono hadir didampingi istri dan anaknya, serta saudara-saudaranya.
Salah satunya, sang adik bungsu, yaitu Prof Zakir Sabara, yang juga guru besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI.
Diketahui, Surono mengikuti sidang terbuka promosi doktor di gedung Pascasarjana UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (26/8/2024).
Adapun judul disertasinya, 'Penegakan Hukum Terhadap Penyalahguna Narkotika Melalui Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial'.
Dalam paparannya, penegakan hukum melalui rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba sesuai dengan konvensi internasional.
"Meningkatnya kasus narkotika di Indonesia, penanganan rehabilitasi khusus menjadi penting," terang Surono.
"Mengingat, tingginya jumlah narapidana kasus narkotika yang menyebabkan Over kapasitas di lembaga pemasyarakatan," sambungnya.
Disertasi Kompol Surono itu, oleh ketua sidang mendapatkan predikat ujian cumlaude.
"Saudara tercatat sebagai alumni doktor ilmu hukum yang ke-378," ucap Ketua Sidang, Direktur Pascasarjana UMI, Prof Mursalim.
Dalam sambutannya, anak ke-10 dari 11 bersaudara ini, tidak kuasa menahan haru saat menceritakan perjuangan mencapai gelar doktor.
Menurutnya, apa yang diraihnya saat ini tidak pernah dimimpikan oleh mendiang kedua orangtuanya, H Lawata Rahmat dan Hajja Halijah.
"Saya yakin, kedua orangtua saya tidak merencanakan anaknya untuk menjadi doktor, atau menjadi ilmuwan. Mereka tidak berambisi untuk menjadikan anaknya cendikiawan," kata Surono dengan suara bergetar.
"Almarhum kedua orangtua saya, tidak berharap saya menjadi perwira polisi seperti saat ini," ucapnya lagi.
Suara lirih Surono kian terdengar saat dirinya mengingat semasa kuliah di Universitas Hasanuddin.
Kala itu, dirinya yang duduk di bangku semester lima tiba-tiba diminta sang ayah untuk mendaftar sebagai anggota Polri.
Haji Surono pun lulus menjadi anggota Polri dan turut menopang kebutuhan keluarga termasuk tiga saudaranya yang juga sementara kuliah.
Meski sang ayah seorang purnawirawan Polri berpangkat Ajun Inspektur Satu (Aiptu) yang juga pernah 26 tahun menjabat kepala desa di Lappariaja Kabupaten Bone, Kompol Surono mengaku tidak dididik menjadi anak yang hidup glamor.
Bahkan, Surono mengaku, orang tuanya tidak memiliki sawah dan kebun, sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan warisan harta sepetak sawah pun dari kedua orangtuanya.
"Saya hanya diwariskan untuk kau sekolah nak. Prinsip mappasikola (menyekolahkan) untuk jalan mengubah nasib dan menjadi peluang anak-anaknya menjadi manusia bermanfaat bagi masyarakat," ucap ayah dua anak ini.
Prinsip Mappasikola oleh kedua orangtuanya, dirasakan betul Surono saat duduk di bangku kuliah.
Sebab saat itu, kedua orangtuanya nekat menyekolahkan empat orang anaknya sekaligus di bangku kuliah di tengah keterbatasan.
"Untuk keperluan Mappasikola, mereka (orang tua saya) rela melakukan apapun itu, demi pendidikan anak-anaknya," ungkap H Surono.
Bahkan, Surono muda yang berstatus mahasiswa kala itu, mengaku tak malu nyambi menjadi tukang ojek.
Hal itu, ia lakukan demi membantu kebutuhan kuliah dirinya dan tiga saudaranya di Makassar, termasuk Prof Zakir Sabara.
"Bersamaan kami empat orang kuliah, biasa kita dikasih hanya Rp300 ribu sebulan, bagaimana bisa mengelola ini supaya cukup. Jadi biasa saya jadi tukang ojek saat kuliah," kenangnya.
Pada momen itu, Surono tidak lupa mengucapkan selamat ulang tahun untuk pasangan hidupnya, Nuraeni Yahya yang berusia 50 tahun.
Selain itu, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada sosok sang adik Prof Zakir Sabara yang terus memotivasi dirinya untuk melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor.(*)
Posting Komentar untuk "Kompol Surono Haji Wata Raih Doktor Ilmu Hukum di UMI Makassar"