Outopsi Almarhumah Bungania Berlangsung Lancar di Pekuburan Keluarga di Arungkeke Jeneponto

  

 Foto Almarhumah Bungania Dg. Bombong yang diduga korban di bantai orang yang sakit hati sampai buah dadanya copot dan usus terburai keluar.

Jeneponto Media Duta,- 
Kapolresta Jeneponto  melalui Kasat Reskrim serta Kanit Reskrim telah menurunkan Tim Dokter dari Polda Sulsel untuk melakukan otoupsi terhadap almarhumah Bungania Dg Bombom, Selasa 24 Pebruari  2024  di Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.
Outopsi mayat almarhumah Bungania Dg Bombong dilakukan disekitar pekuburannya sendiri. Dengan maksud  untuk mengetahui  penyebab kematian yang sesungguhnya. Autopsi juga dikenal sebagai bedah mayat.
Foto sebelum melakukan penggalian kuburan, ada ustadz yang membacakan doa, semoga almarhumah mendapatkan tempat yang layak disisinya.

Yang turut dihadiri  langsung Kasat Reskrim Polres Jeneponto, Kanit Reskrim serta sejumlah personil Reskrim Polres, Kapolsek Arungkeke, Kepala Dusun serta sejumlah masyarakat sekitar datang menyaksikan penggalian kuburan almarhumah.

Penggalian Liang lahat sedikit menyita waktu karena berair dan sering longsor, karena lokasi tersebut memang  berpasir hingga seringkali longsor, maklum lokasinya dekat pantai.

Video anggota Tim Kasat Reskrim Polres Jeneponto, (24/2) kemarin.
Namun alhamdulillah ketika berhasil diangkat naik, almarhumah mayat tetap utuh, kain kapan juga tetap utuh. Mereka pindahkan ke meja kerja tim Dokter yang telah disediakan sebelumnya untuk dilakukan outopsi.
Alhamdulillah, Berkat kerja keras semua unsur terkait, dari Polres, Polsek serta keluarga besar almarhumah di lokasi, sehingga semua dapat berjalan lancar, tanpa ada kendala.

Keluarga besar Almarhumah Bungania Dg Bombong mengucapkan terimakasih banyak kepada Polres Jeneponto serta semua unsur yang terkait, yang telah bekerja keras serta atas keseriusannya untuk mengungkap  kematian Almarhumah Bungania, yang selama ini  mereka berasumsi dimakan sapinya sendiri.
Namun sebagian berpendapat berbeda, dan menyatakan sangat tidak masuk akal.  Jika diamati dari sejumlah lukanya.
Sehingga untuk meyakinkan benarkah bekas tusukan tanduk sapi lukanya?  atau tidak, tentunya hanya dokter yang bisa menentukan, kita serahkan kepada ahlinya, kita tunggu hasilnya sekitar 10 hari kedepan, InsyaAllah hasilnya sudah bisa dipastikan.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya.
Almarhumah Bungania Dg Bombong yang  heboh diisukan dimakan sapinya sendiri. Issu tersebut hanya bertujuan menyesatkan kata keluarga korban.

Hal itu diungkapkan keluarga korban  setelah mencermati secara mendalam luka - luka yang dialami korban, ternyata informasi dimakan sapinya sendiri  sangat keliru dan tidak masuk akal, kata keluarga korban, Rabu (3/12). 

Bila dilihat secara faktanya dilapangan yang dialami almarhumah diduga sengaja dibantai secara sadis ditempat lain, kemudian dibawa dekat sapi piaraannya baru dililit tali menggunakan tali sapinya.
Dari panjang tali sekitar enam meter dan hanya tinggal  sekitar satu meter yang  tersisa tidak terlilit di badan korban. 

Sehingga timbul kesan tidak mungkin korban almarhumah meninggal akibat sapinya yang mengamuk, dan melilit korban serapi itu kata keluarga korban, sembari mengamati issu yang berkembang sebelum datang di rumah duka.
Foto ini illustrasi, sebagai korban yang ditemukan diparit tengkurap dengan tubuh terikat tali sapinya sendiri, sapinya tidak terlihat marah. 

Justru sebaliknya yang diperlihatkan sapi korban, seperti meratapi majikan yang sedang tengkurap tak bergerak lagi . Lagi pula mengapa tidak ada darah ditanduk sapinya sedang korban buah dada copot dan usus terburai keluar. 

Sebagai mantan penyidik seniur,  tidak semuda itu dapat dikelabui oleh Masyarakat. Jika polresta bekerja keras dan serius ingin membongkar kasus ini, yakin bisa ditemukan pelakunya.

Dimana pada saat almarhumah diangkat dari parit sapinya tetap terdiam tanpa menunjukkan kemarahannya.

 Jika benar habis marah dan sudah mengamuk, tidak mungkin ketika banyak orang yang datang angkat korban sapinya tetap terdiam, kata warga ketika itu.
Hal itu hanya pengalihan isu, dengan harapan pelaku, korban meninggal karena diamuk sapinya.
Pengalihan isu tersebut justru membingungkan jika diamati luka dan keadaan dan situasi sekitar tempat kejadian.
Bukti tanda Terima laporan polisi dari Polresta Jeneponto.

Kasus pembunuhan  sadis ini terjadi di Desa  Petang  Kecamatan Arungkeke  Kabupaten Jeneponto,  Jumat 15 Nopember 2024 . Yang di isukan dimakan sapinya sendiri.

Tetapi Polisi yakin setelah  hasil outopsi keluar akan ketahuan, benarkah meninggal makan sapi atau bukan.
 Karena sudah ada motif yang mengarah, bila kita runut sebelum kejadian.  Ada penagihan utang, dan setiap ditagih selalu duluan marah-marah.
Yang terakhir ditagih ketika yang berutang, korban juga ikut marah sehingga dia diancam akan dibunuh, korban pun melawan dengan marah sembari berteriak " bunuhma, bunuhma" saat pulang rumah.

Sehingga ketika, korban ditemukan dalam keadaan telanjang dan tengkurap dalam keadaan terikat tali sapinya. 

Tetapi lilitan tali hingga delapan kali putaran melilit ditubuh korban sehingga sisa satu meter tersisa dari panjang enam meter, sangat tidak masuk akal, korban meninggal akibat diamuk sapinya sendiri yang sudah enam tahun dipelihara.

Kedua  ditempat kejadian mengapa tidak ditemukan darah, sementara disekuyur tubuhnya penuh luka. Bahkan buah dadanya copot,  usus terburai keluar dan terlihat leher seperti habis dicekik karena nampak ada goresan kuku bekas tangan.

Adapun luka- luka yang dialami korban sepertinya sulit dikategorikan bekas tanduk sapinya. Nyata-nyata lukanya seperti bekas sayatan senjata   tajam. Yang   berjumlah tujuh bekas sayatan, bukan bekas tanduk sapinya.

Sebab bila bekas di tanduk hingga keluar usus, mengapa tidak ditemukan darah di tanduk sapinya.

Sakit Hati

 Bila faktanya korban meninggal dunia karena di bantai oleh orang yang sakit hati. Sebagai mana yang telah diberitakan sebelumnya bahwa kematian Bungania yang diduga dibantai secara sadis ke tempat lain. 

Selanjutnya dibawah dekat sapinya kemudian tali sapinya dililitkan dibadan Almarhumah sehingga timbul kesan Almarhumah meninggal dimakan sapi sendiri.

Namun secara logika berpikir tidak mungkin sapi sepintar sapi melilit tali di tubuh Almarhumah hingga delapan kali.

Demikian pula bila sapi yang makan mengapa tidak ditemukan darah disekitar korban. Lagi pula tanduk sapinya tidak ditemukan darah.

Almarhumah Bungania Dg Bombong  yang dihebohkan masyarakat telah dimakan sama sapinya sendiri yang telah dipelihara sekitar enam tahun silam.

Yang menjadi tanda tanya mengapa tidak ditemukan darah di tempat kejadian.  Yang tepatnya  di Desa  Petang  Kecamatan Arungkeke  Kabupaten Jeneponto,  Jumat 15 Nopember 2024  

Adapun Kronologis kejadian, bahwa pada hari Jum'at tanggal 15 November 2024. Menurut keterangan suaminya  Syamsuddin  Dg  Tompo pada jam tersebut diatas, ia mengaku tinggalkan rumah bermaksud sholat Jum'at di Masjid dengan jarak sekitar 500  meter.

Sedangkan istrinya  tinggalkan rumah dibawa sapinya untuk diikat di padang rumput yang jaraknya dari rumah korban kl 100 meter dari rumah. Namun setelah suaminya pulang dari Masjid sampai dirumahnya sekitar pukul 13.00 Wita almarhumah belum ada di rumah.

Karena  belum ada dirumah, maka Dg Tompo menyusul  ketempat  sapinya diikat, sang suami  Dg Tompo berjalan sekitar 100 meter dari rumah korban, ternyata ditemukan topi yang sering dipakai istrinya di semak-semak.

 Pada saat itu juga sudah melihat sapinya sedang berdiri menghadap ke selatan dan terdiam seolah-olah meratapi majikannya yang sedang terbaring kaku dengan tali melilit di tubuh korban.

Sepertinya sapi tersebut meneteskan air  mata meratapi majikannya yang telah terbaring dengan tali melilit ditubuh korban   yang masi terhubung dengan sapinya.

Sapi berdiri disamping mayat majikannya, terdiam melihat terbujur dengan tali melilit hingga delapan kali. Sehingga tidak masuk akal  sapi bisa melilit serapi itu.

Sehingga patut diduga pelaku yang sengaja melilitkan ke tubuh korban dengan maksud  untuk mengelabuhi orang, dengan maksud korban  seolah-olah meninggal dimakan sapinya sendiri.

Syamsuddin Dg Tompo  tidak menyanhka istrinya  telah meninggal dengan sadis, yang seolah-olah dimakan sapinya sendiri.

Anehnya tali  itu terlilit hingga delapan lilitan dibadan korban, begitu lilitan dibuka langsung terburai keluar usus korban.

Yang menjadi tanda tanya mengapa tidak ada darah di tempat kejadian. Juga tidak terlihat Tanda-tanda darah di tanduk sapinya.

Secara logika tidak mungkin meninggal ditanduk  sapinya sendiri, tetapi korban di bantai  berkali-kali hingga usus terburai keluar  atas perlakuan oleh orang yang tidak dikenal.

Namun perlu diketahuinya orang yang paling pertama mengetahui dan lewat sekitar tempat kejadian adalah  DL.... dan datang menyampaikan saudara korban bahwa Dg Bombong sudah meninggal bawakan sarung, dia telanjang.

Padahal DL..... ini belum melihat langsung, mengapa bisa  diketahui bahwa dia telanjang dan minta dibawakan sarung di tempat kejadian.(*)


Posting Komentar untuk "Outopsi Almarhumah Bungania Berlangsung Lancar di Pekuburan Keluarga di Arungkeke Jeneponto"