Haji 2025: Bukan Sekadar Rukun, Tapi Universitas Kesabaran Sejati

Makkah Media Duta,- Ketika panggilan Ilahi bergema, jutaan hati bergetar. Sebuah perjalanan suci, bukan sekadar pelengkap rukun, melainkan mahakarya ujian batin yang tak terduga. Inilah kisah yang terukir, bukan hanya di atas sajadah, melainkan di kedalaman jiwa para tamu Allah.

Setiap Muslim pasti memimpikan satu hal dalam hidupnya: bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci, melafalkan talbiyah bersama jutaan jemaah dari seluruh dunia, dan menuntaskan rukun Islam kelima --- haji.

Tahun 2025 ini, saya menyaksikan bagaimana ibadah haji dilaksanakan dengan wajah yang sedikit berbeda. Bukan hanya dari sisi jumlah kuota atau tata laksana teknis, tapi juga dari suasana batin para jemaah yang diuji dengan berbagai kondisi.

Ada antrean panjang, penginapan yang mungkin tak sesuai harapan, dan dinamika manajerial yang belum sempurna. Namun, di balik itu semua, haji tahun ini justru menyimpan pelajaran besar: bahwa kesabaran dan keikhlasan adalah rukun tak tertulis dari perjalanan spiritual ini.

Dari kecil kita diajarkan bahwa haji itu harus ikhlas, sabar, tawakal. Tapi kita baru sungguh paham ketika berada di tengah-tengah cobaan.

 Saat terik menyengat, kaki lelah berjalan, dan jadwal tak selalu pasti --- kita belajar bahwa ibadah ini bukan hanya tentang fisik, tapi tentang menundukkan ego dan memperluas sabar.

Saya sadar, ibadah ini bukan hanya soal ritual. Ini perjalanan batin yang mengajarkan bahwa kesabaran itu bukan menunggu dalam diam, tapi bertahan dengan syukur.

Haji yang Bukan Hanya Tentang Kita

Di antara jutaan manusia yang bertalbiyah dalam bahasa dan warna kulit berbeda, kita disadarkan: haji bukan soal pencapaian pribadi, tapi kebersamaan menuju Tuhan.

 Tata kelola mungkin belum sempurna, tapi semangat untuk saling bantu, saling doakan, dan saling menguatkan --- tetap utuh dan menyentuh.(*)

Posting Komentar untuk "Haji 2025: Bukan Sekadar Rukun, Tapi Universitas Kesabaran Sejati"