Rektor Kembalikan Amanah Orang Tua Mahasiswa Yang Dititipkan Saat Pertama

Pemprov Sulsel tak anggarkan gaji PPPK  sekitar Rp500 miliar  berbuntut Pengunduran diri Kepala  Bappelitbangda.


Makassar  Media Duta,- Dalam tausiahnya pada acara Yudisium Angkatan  IX Prodi Perbandingan Mazhab, Rektor STIBA  Makassar, Ustaz Ahmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menyampaikan pesan kepada para lulusan yang baru saja menyandang gelar Sarjana Hukum.

Beliau mengawali dengan ucapan selamat kepada seluruh peserta yudisium atas tuntasnya amanah pendidikan.

Mulai hari ini,” ujarnya, “tidak ada lagi beban akademik atau administrasi. Semua sudah selesai, dan kalian telah berhak menyematkan gelar Sarjana Hukum di belakang nama.”

Dalam penyampaiannya, bahkan sempat muncul candaan ringan, “Kalau nanti sudah ada yang mau melamar, sudah bisa bilang di depan calon mertua: ‘Fulan, S.H.’,” yang disambut senyum para hadirin.

Namun di balik candaan itu, tersimpan pesan serius. Menurutnya, gelar sarjana tidak hanya berarti lulus kuliah, tetapi adalah pengakuan institusi bahwa seseorang telah memiliki dasar keilmuan dan pemahaman dalam bidang yang ditekuninya, dalam hal ini, hukum Islam dan perbandingan mazhab.

“Sarjana itu pembeda. Allah sendiri membedakan antara orang yang berilmu dan yang tidak. Maka jadikan gelar ini sebagai pembeda—dalam cara berpikir, bersikap, dan bertindak,” pesannya.

Ustaz Akhmad Hanafi juga menyinggung makna bahasa dari kata “al-hukm” dalam bahasa Arab: al-qada’, al-man’u, dan al-hikmah

Tiga makna itu, menurut beliau, mencerminkan nilai-nilai yang seharusnya tertanam pada diri setiap lulusan sarjana hukum: kemampuan menilai, menahan diri, dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Tidak lupa, beliau juga menyoroti pentingnya perencanaan untuk melanjutkan studi. Ia berbagi pengalaman pribadi bagaimana dirinya merencanakan studi S-3 sejak lulus S-1.

Meski akhirnya baru bisa tuntas di usia 43 tahun. Pesannya sederhana: “Kalau tidak direncanakan, biasanya tidak terjadi.”

Sebelum menutup tausiah, beliau menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa atas segala kekurangan dalam proses pendidikan yang telah dilalui selama empat hingga lima tahun terakhir.

Beliau juga mengingatkan bahwa yudisium hanyalah satu tahap dari proses besar STIBA untuk mencetak kader dakwah dan ilmuwan yang bermanfaat bagi umat.

“Hari ini, anak-anak kami, kami kembalikan kepada orang tua. Kami berharap mereka kembali dalam keadaan lebih baik dari saat pertama dititipkan,” tuturnya, menyentuh.

Dengan yudisium ini, para peserta resmi menjadi bagian dari alumni STIBA Makassar. 

Dan sesuai harapan beliau, gelar yang disandang hari ini bukan hanya sebagai kehormatan, tapi juga sebagai kompas dalam menjalani hidup dan berkontribusi di tengah masyarakat.(*)

Posting Komentar untuk "Rektor Kembalikan Amanah Orang Tua Mahasiswa Yang Dititipkan Saat Pertama "