Sang Guru Tana Toraja Utang Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar


Toraja Media Duta,-
Nasib memprihatinkan dialami seorang guru di pelosok Kecamatan Mappak, Kabupaten Tana Toraja.

Lusiana Lembang, guru di SD Negeri 3 Mappak, harus menempuh perjalanan hingga 70 kilometer setiap hari menggunakan jasa ojek untuk bisa mengajar murid-muridnya.

Biaya transportasi yang tinggi membuat Lusiana kini menanggung utang sekitar Rp10 juta kepada tukang ojek yang selama ini membantunya.

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof Arismunandar.

MENGABDI - Lusiana Lembang saat berada di redaksi Tribun Toraja, Selasa (16/9/2025). Lusiana telah 22 tahun mengabdi jadi guru di Kecamatan Mappak, daerah ujung Kabupaten Tana Toraja, salah satu daerah 3T. 

“Pemerintah perlu memfasilitasi guru yang mengajar di pelosok dengan kendaraan dinas. Hal ini penting untuk memberikan motivasi dan mendukung pengabdian mereka,” ujar Arismunandar, Minggu (21/9/2025).

Menurutnya, kendaraan dinas ini sebaiknya melekat di sekolah, bukan pada individu guru, sehingga bisa digunakan bersama demi mempermudah mobilitas.

Selain itu, ia juga mendorong agar pemerintah mempercepat pencairan tunjangan guru, termasuk tunjangan sertifikasi.

“Tunjangan sertifikasi adalah bentuk pengakuan atas kompetensi dan profesionalitas guru. Ini perlu dipercepat pencairannya,” tegasnya.

Usulan ini diharapkan menjadi solusi nyata bagi para guru di pelosok Toraja dan daerah terpencil lainnya yang selama ini harus berjuang ekstra untuk tetap hadir di ruang kelas.

Kisah Haru Lusiana

Perjuangan Lusiana Lembang sebagai guru pelosok di Kecamatan Mappak, Kabupaten Tana Toraja, bukan hanya soal medan jalan yang sulit dan fasilitas sekolah yang terbatas. 

Ia juga harus menghadapi beban biaya transportasi yang begitu besar untuk bisa mengabdi di tempat tugasnya.

Selama 22 tahun menjadi pendidik, Lusiana terbiasa menempuh perjalanan sejauh 70 kilometer dengan motor ojek menuju sekolah.

Jalan yang curam, licin, dan rawan longsor membuat perjalanan semakin berisiko. Namun, demi anak-anak di pelosok, ia tetap bertahan.

Yang mengejutkan, hingga kini Lusiana masih menanggung utang biaya transportasi ojek sekitar Rp10 juta. Biaya itu berasal dari beberapa kali perjalanannya keluar masuk Makale, yang setiap satu kali perjalanan bisa menghabiskan Rp3 juta.

Salah satunya saat menghadiri hari jadi kabupaten Tana Toraja ke-64, dimana ribuan guru se-Kabupaten diundang dalam acara perayaan tersebut.

“Kalau dihitung, sudah empat kali saya masuk Tana Toraja. Totalnya kurang lebih Rp10 juta, tapi sampai sekarang saya belum bisa bayar. Saya masih tunggu tunjangan daerah terpencil cair,” ujar Lusiana saat berbincang dalam podcast Saksi Kata Tribun Toraja, Senin (15/9/2025).

Meski beban biaya transportasi begitu besar, Lusiana menegaskan bahwa dirinya tetap berkomitmen melayani anak-anak di pelosok. 

Ia hanya berharap hak-haknya sebagai guru segera dibayarkan agar bisa melunasi biaya ojek yang terus menumpuk.

Ketua Komisi I DPRD Tana Toraja, Medi Sura Matasak yang turut menanggapi kisah ini menegaskan, hak guru seperti Lusiana seharusnya segera dibayarkan. 

“Itu hak Ibu sebagai tenaga pendidik. Jadi harus dibayar, karena apa yang beliau lakukan itu untuk mencerdaskan anak bangsa,” ucapnya saat RDP di ruang komisi l.(faqih)

Posting Komentar untuk "Sang Guru Tana Toraja Utang Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar"