Menkeu Purbaya "Curhat" Mengapa Khususnya Pajak dan Bea Cukai Terasa Sulit Diberantas


Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa baru² ini "curhat" mengenai sebuah penemuan mengejutkan di kementeriannya sendiri.

Dalam sebuah obrolan dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin, Purbaya akhirnya menyadari mengapa korupsi di internalnya, khususnya di Pajak dan Bea Cukai, terasa begitu sulit diberantas.

Jawabannya, bahwa ternyata dulu mereka "dibekingi"Semua berawal dari sebuah pertemuan santai namun penuh makna, Purbaya menceritakan momen "aha!" tersebut.

Saya ketemu dengan Jaksa Agung, dia tanya sama saya, 'Pak, gimana kalau orang Pajak atau Bea Cukai terlibat masalah hukum?'," kata Purbaya, menirukan pertanyaan Jaksa Agung.

Purbaya yang mungkin merasa pertanyaan itu sedikit aneh, kebingungan.Saya kan bingung, maksudnya apa 'boleh gak dihukum'? Ya hukum saja, sesuai dengan kesalahan, kan semuanya di mata hukum sama," jawab Purbaya saat itu.

Di situlah tabir terungkap, Purbaya baru sadar bahwa pertanyaan Jaksa Agung itu bukan tes, melainkan konfirmasi atas praktik masa lalu.

"Rupanya sebelum-sebelumnya dilindungi," beber Purbaya dengan nada tak percaya.Yang lebih mengejutkan Purbaya adalah alasan di balik perlindungan tersebut.

Menurutnya, jika ada oknum yang tersangkut kasus, akan ada intervensi dari "atas".Alasannya, "supaya jangan diganggu karena akan mengganggu stabilitas pendapatan nasional," ungkap Purbaya.

Dengan kata lain, ada semacam pemahaman di masa lalu, yaitu biarkan saja mereka menyeleweng, asal setoran ke kas negara tetap sesuai target.

Purbaya menolak keras logika ini, baginya ini bukan lagi sekadar moral hazard (risiko moral), tapi sudah level yang lebih parah."Itu lah yang menciptakan, bukan moral hazard, seperti dikasih insentif untuk berbuat dosa," sambungnya.

Setelah mengetahui adanya praktik "kebal hukum" ini, yang diakuinya baru ia ketahui sekitar tiga minggu hingga sebulan lalu.Purbaya kini memberikan garansi baru dengan dua aturan main yang sangat berbeda.

- Untuk anak buah yang baik

"Banyak yang baik, yang baik nggak usah takut... Kalau dia gak salah, diganggu orang, saya lindungi habis-habisan, gak ada urusan," tegasnya.

- Untuk anak buah yang korup

"Yang miring², boleh takut sekarang karena gak akan saya lindungi. Tapi kalau dia mencuri, terima uang, terus minta perlindungan, enggak ada itu!"

Purbaya akhirnya paham mengapa korupsi di Indonesia begitu kronis.(Korupsi susah diberantas) karena dilindungi! Jadi, kalau diproses (hukum), ditutup, dihentikan," ujarnya.

Dia bahkan menyindir "edukasi" yang mungkin berlaku di Kemenkeu era sebelumnya.

"'Anda di Pajak dan Bea Cukai enggak apa² ambil saja, nanti dilindungi, yang penting anda sampai target'."

Purbaya sadar, langkah "bersih-bersih" yang ia lakukan ini membuatnya diserang narasi bahwa ia sedang menghancurkan institusinya sendiri dari dalam.

Beliau menepis tudingan itu, "mereka gak tahu saya menyelamatkan mereka. Mereka pikir saya menyerang Pajak-Bea Cukai dari dalam. 

Padahal, saya menyelamatkan mereka untuk memperbaiki image-nya di mata masyarakat," pungkasnya.

Source: kata kata kota kita

Posting Komentar untuk "Menkeu Purbaya "Curhat" Mengapa Khususnya Pajak dan Bea Cukai Terasa Sulit Diberantas"