Dari: Ayah Alm. Prada Lucky
“Tidak ada luka yang lebih dalam dari kehilangan anak yang dicintai, apalagi ketika keadilan untuknya belum ditegakkan.”
Saya menulis surat ini bukan untuk mencari perhatian,
tetapi untuk menyuarakan jeritan hati seorang ayah — ayah dari Alm. Prada Lucky, yang sampai hari ini masih menunggu keadilan untuk anaknya.
Saya ingin bertanya dengan penuh kesedihan dan ketulusan:
Mengapa baru sekarang Bapak Danrem memproses saya?
Masalah pribadi ini sudah terjadi sejak tahun 2018, dan saya sudah berulang kali menjalani BAP, tetapi tidak pernah ada kepastian hukum.
Seolah-olah kasus saya digantung begitu saja selama bertahun-tahun.
Apakah karena dalam masalah saya ini ada keterlibatan dua oknum TNI, berinisial RWH dan DK, maka semuanya menjadi tertutup?
Kalau kasus ini benar-benar dibuka, tentu mereka harus diproses dan diberi sanksi tegas — bahkan bisa dipecat (PDTH).
Mulai dari tahun 2018 hingga 2025, saya merasa semua atasan langsung saya — Dandim maupun Danrem — ikut bertanggung jawab atas pembiaran ini.
Sekarang, setelah anak saya, Prada Lucky, meninggal dunia karena disiksa oleh oknum TNI juga,
baru Bapak Danrem mau memproses masalah saya.
Ada apa sebenarnya, Bapak Danrem...?
Setelah kematian anak saya, saya sudah dua kali dipanggil menghadap Bapak.
Dari pertemuan itu dibuat surat perjanjian resmi di atas materai, yang menyatakan:
“Selama kasus kematian Prada Lucky belum selesai, saya dan ibu dari almarhum tidak boleh berselisih atau bertengkar.”
Surat itu ditandatangani oleh kami berdua, para saksi, dan diketahui oleh pihak yang berwenang.
Saya menyimpan bukti surat tersebut, dan siap menunjukkan kebenarannya jika diperlukan.
Bapak Danrem yang saya hormati,
Tolong, jangan lagi membuat hati kami, orang tua Prada Lucky, semakin hancur.
Kami sudah kehilangan anak kami dengan cara yang sangat menyakitkan.
Kami tidak meminta harta, pangkat, atau jabatan — kami hanya meminta keadilan.
Tolong bedakan antara urusan pribadi saya dengan perjuangan saya mencari keadilan untuk anak saya.
Anak saya bukan meninggal dalam tugas, tapi dibunuh dan disiksa oleh oknum TNI.
Saya memang hanya seorang PeldA,
tapi saya juga manusia.
Saya juga seorang ayah.
Saya juga punya hati dan rasa sakit yang mendalam.
Hargailah nyawa anak saya.
Hargailah air mata orang tua yang kehilangan segalanya.
Untuk semua orang tua di luar sana,
Jangan pernah diam ketika anakmu diperlakukan tidak adil.
Keadilan mungkin lambat, tapi suara hati seorang ayah tidak akan pernah padam.
Saya akan terus berjuang — demi nama baik dan nyawa anak saya, Alm. Prada Lucky.
Hormat saya,
Ayah dari Alm. Prada Lucky
(Seorang prajurit kecil yang kehilangan segalanya, tapi tetap berdiri untuk kebenaran.)

Posting Komentar untuk "SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK DANREM"