Dr. Rizal Ramli, Lahir di Padang, Gadang di Rantau: Kisah Rizal Ramli, Anak Yatim Piatu nan Berhasil Jadi Menteri Penggetar Kekuasaan.
Dunia ekonomi dan politik Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Dr. Rizal Ramli, ekonom senior yang dikenal dengan julukan "Sang Penerobos" dan "Rajawali Ngepret", berpulang pada 2 Januari 2024.
Meninggalkan warisan pemikiran ekonomi yang kritis dan keberanian yang jarang tertandingi, Rizal Ramli tetap menjadi simbol aktivisme yang menembus lintas rezim.
Dari Yatim Piatu Menjadi Ekonom Dunia
Lahir di Padang pada 10 Desember 1954, masa kecil Rizal penuh perjuangan. Menjadi yatim piatu sejak usia 8 tahun, ia tumbuh besar bersama neneknya di Bogor.
Keterbatasan biaya tidak memadamkan semangatnya; ia sempat bekerja di percetakan dan menjadi penerjemah untuk membiayai kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Semangat kritisnya tumbuh subur di kampus hingga ia dipenjara oleh rezim Orde Baru pada 1978. Namun, jeruji besi tak menghentikan langkah intelektualnya.
Ia berhasil meraih gelar Doktor Ekonomi dari Boston University dan diakui dunia internasional sebagai penasihat ekonomi PBB bersama para peraih Nobel.
Terobosan Ekonomi: Menyelamatkan BUMN Tanpa Uang Negara
Karier Rizal Ramli di pemerintahan selalu ditandai dengan langkah-langkah non-konvensional yang tepat sasaran.
Di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ia dipercaya menjabat Kepala Bulog, Menko Perekonomian, hingga Menteri Keuangan.
Beberapa capaian monumentalnya meliputi:
Penyelamatan PLN: Berhasil membawa PLN dari posisi minus Rp9 triliun menjadi surplus Rp119,4 triliun melalui revaluasi aset tanpa suntikan modal negara.
Reformasi Bulog: Mengubah manajemen Bulog menjadi lebih transparan (on-budget) hanya dalam waktu enam bulan.
Restrukturisasi Telkom & Indosat: Menghapus kepemilikan silang untuk menciptakan kompetisi sehat di industri telekomunikasi.
"Rajawali Ngepret" di Lingkaran Kekuasaan
Setelah lama berada di luar pemerintahan, Rizal Ramli kembali ke kabinet pada 2015 sebagai Menko Kemaritiman di bawah Presiden Joko Widodo. Di sinilah istilah "Ngepret" populer.
Meski berada di dalam lingkaran kekuasaan, ia tidak segan melontarkan kritik keras terhadap kebijakan yang dianggapnya merugikan negara, seperti proyek listrik 35.000 MW dan rencana pembelian pesawat Garuda yang ambisius.
Sikapnya ini memicu kegaduhan kabinet, namun bagi Rizal, kepentingan nasional berada di atas etika birokrasi yang kaku.
Baginya, "ngepret" adalah cara untuk membangunkan kesadaran publik dan menjaga amanat rakyat.
Integritas Tanpa Batas
Sepanjang hidupnya, Rizal berkali-kali menolak jabatan bergengsi, mulai dari tawaran menteri di era Soeharto hingga posisi Sekretaris Jenderal ESCAP di PBB pada 2013. Alasannya tunggal: ia ingin fokus mengabdi pada bangsa dan negara Indonesia.
Rizal Ramli adalah sosok langka yang mampu menyeimbangkan kecerdasan akademis dengan keberanian lapangan.
Meski kini sang Rajawali telah berhenti terbang, semangat kritismu dan ide-ide "terobosan" akan terus menjadi rujukan bagi masa depan ekonomi Indonesia yang berpihak pada rakyat kecil.
Sumber: Wikipedia

Posting Komentar untuk "DR. Rizal Ramli Sang Penerobos dan " Rajawali Ngepret""