KELONG PENDIDIKAN RELIGIUS (21)
Anak yang malas sekolah dan malas belajar akan berdampak negatif kebanyak hal.
Dampak pertama, anak akan mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
Hal ini bisa membuat anak merasa kesal dan stress di sekolah.
Dampak kedua, anak beresiko tinggal kelas (karena factor malas dan nilai ujian tidak mencapai angka kelulusan), sehingga dapat merugikan masa depannya.
Dampak ketiga, membuat anak tidak percaya diri. Dampak keempat, pikiran anak tidak terbuka sehingga wawasan menjadi sempit. Itulah sebabnya sehingga leluhur kita mengingatkan kepada anak-cucunya sebagaimana kelong berikut.
PUNNA KUTTUI TAUA,
ANTAMA RISIKOLAYYA,
BUSSANG ATINNA,
NALIUNG NAWA-NAWANNA.
Arti Bebasnya:
Kalau ada anak malas masuk sekolah, maka hatinya akan gerah dan resah, serta pikirannya menjadi tertutup.
Pengasuhan anak tentu dibawah tanggung jawab orang tuanya. Paling kurang ada tiga macam pola asuh orang tua;
yang pertama pola asuh otoriter, cirinya, orang tua membuat semu keputusan, anak harus tunduk, patuh dan tidak boleh bertanya.
Kedua, pola asuh demoktaris, cirinya, orang tua mendorong anak untuk membicarakan apa yang diinginkan anak itu.
Ketiga, pola asuh permisif atau liberal, cirinya, orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat.
Tentu sangat diharapkan supaya setiap orang tua dapat mengasuh anaknya supaya anak tidak menjadi pemalas (KUTTU) dan tidak menjadi bodoh atau sempit wawasannya (LIUNG NAWA-NAWANNA).
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah…” (QS. An-Nisa’, 4:9)
Orang malas dan bodoh akan suram masa depannya dan akan menjadi beban masyarakat; Terutama anak yang malas, bodoh, dan selalu mau makan banyak (kuttu balala).
Semoga anak-cucu kita tidak menjadi generasi pemalas dan bodoh. Aamiin yra.
Pao-pao Gowa, Ahad, 21 Ramadan 1445 H / 31 Maret 2024 M.
Posting Komentar untuk "Malas Pangkal Bodoh"