Proyek Irigasi Kelara Dituding Dikerjakan " Asal Jadi "

Manajer Proyek CV. Nanda Aliza, Ir. H. Hasanuddin alias Haji Aso. (Foto:Istimewa).

Jeneponto Media Duta,-  Sorotan tajam terhadap proyek rehabilitasi irigasi Kelara Karalloe yang berlokasi di Kelurahan Tolo Kota, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, menuai respons dari pihak pelaksana. 

Dituding dikerjakan secara “asal jadi”, Manajer Proyek dari CV. Nanda Aliza, Ir. H. Hasanuddin, akhirnya angkat bicara dan membantah keras tudingan tersebut.

Dalam keterangannya kepada media, Selasa malam (22/7/2025), Hasanuddin yang akrab disapa Haji Aso, menegaskan bahwa pelaksanaan proyek sepenuhnya mengacu pada standar dan spesifikasi teknis yang tertuang dalam kontrak.

 Ia bahkan menyebut, pekerjaan di lapangan diawasi ketat oleh berbagai unsur teknis.

“Tidak benar kalau disebut ‘asal jadi’. Di sana, pelaksanaan diawasi Konsultan, dua orang direksi teknis yang diangkat langsung oleh pihak BBWS Pompengan Jeneberang,” ujar Hasanuddin.

Tudingan tersebut pertama kali disuarakan oleh pengurus DPP Lembaga Investigasi Negara (LIN), Andi Azis Rifa’i, usai melakukan inspeksi ke lokasi proyek pada Kamis, 17 Juli lalu. 

Ia menyoroti dugaan penggunaan material tak sesuai spesifikasi serta lemahnya pengawasan di lapangan.

Menanggapi hal itu, Hasanuddin menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari program nasional dan dibiayai oleh APBN. Karena itu, menurutnya, proses lelang dilakukan secara terbuka dan ketat.

“Perusahaan kami ikut lelang terbuka, dan kami dimenangkan karena memenuhi seluruh kriteria teknis dan administratif. Jadi tidak mungkin main-main, apalagi ini proyek nasional,” jelasnya.

Terkait tudingan penggunaan material ilegal dari tambang tak berizin, Hasanuddin mengklarifikasi bahwa CV Nanda Aliza memiliki dukungan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemilik sah yang berlokasi di Desa Paitana, Jeneponto. 

Material yang digunakan pun telah melalui uji laboratorium di Politeknik untuk memastikan kualitasnya.
Ia juga meluruskan informasi soal temuan media dan LSM di lapangan. Menurutnya, saat itu yang ditemui bukan pelaksana teknis, melainkan staf administrasi yang baru pertama kali mengunjungi lokasi.

“Kalau mau konfirmasi, harusnya ke kami sebagai tim teknis yang setiap hari mengelola pekerjaan. Semua material yang masuk kami periksa bersama konsultan dan direksi teknis,” tegasnya.

Terkait material dari beberapa penambang lokal yang sempat diabadikan dalam dokumentasi media maupun LSM, Hasanuddin menyebut itu hanya sebatas sampel. 

Bahkan setelah diuji, material tersebut tidak digunakan karena tak memenuhi spesifikasi.

“Ada satu dua mobil yang masuk sebagai sampel. Setelah diuji dan tidak lolos spesifikasi, materialnya tetap kami bayar, tapi tidak kami pakai. 

Sampai sekarang masih di lokasi, tidak digunakan untuk pekerjaan,” ungkapnya.

Di akhir pernyataannya, Hasanuddin menegaskan komitmennya untuk bekerja secara profesional dan bertanggung jawab.


“Kami tidak ingin mengecewakan pihak mana pun, termasuk penambang lokal. Tapi kami juga tidak bisa menurunkan standar mutu. Proyek ini untuk kepentingan masyarakat luas, jadi kami tidak main-main”.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, BBWS Pompengan Jeneberang sebagai pihak penanggung jawab proyek belum memberikan tanggapan resmi atas polemik ini. (Arief Rahman)

Posting Komentar untuk "Proyek Irigasi Kelara Dituding Dikerjakan " Asal Jadi ""