Kehidupan Kita Layaknya Hanya Dikelilingi Kertas- kertas

Kisah Rangga membawa bekal ke sekolah Singkong bakar, sembari berjalan kaki menuju sekolah yang jaraknya sekitar satu kilo meter dari rumah tinggalnya.

Hal itu mengingatkan bagi usia enampuluhan  ke atas, ketika ke sekolah tahun 1960 an, berjalan kaki telanjang kaki ke sekolah, tak peduli jauh atau tidak, panas atau hujan, tetap berjalan yang penting tetap berjalan sampai tujuan.

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah tulisan yang cukup menarik dan saya rasa kita juga mengalaminya.

Tulisan itu, berkata demikian ….

Akte lahir adalah kertas. Ijazah juga kertas. Akte nikah juga kertas. Surat kepemilikan rumah, mobil, harta-harta juga Kertas. UANG juga kertas. Kehidupan kita layaknya hanya dikelilingi kertas-kertas.

Rumah mewah pun sertifikatnya hanya berupa kertas, yang sewaktu-waktu dapat dimusnahkan karena masa waktunya sudah tak berharga lagi.

 Seiring waktu berlalu, semua  bisa robek. Kemudian dibuang dan dibakar. Berapa banyak orang bersedih karena “kertas-kertas”yang dimilikinya telah lenyap sekejab.

 Banyak orang begitu bahagianya dengan “kertas-kertas” yang dimilikinya. Tetapi ada satu lembar kertas yang tidak mungkin dilihat oleh manusia itu sendiri yaitu, “AKTE KEMATIAN” nya sendiri!

 Maka manusia itu ada batasnya yang tidak mungkin dapat  menjangkau waktu.   Ada dua hal yang tidak akan selamanya ada dalam diri seseorang, yaitu masa mudanya dan kekuatannya.

 Dan dua hal yang berguna untuk setiap orang, yakni : hati yang mulia dan hati yang mengampuni. 

Juga dua hal pula yang akan mengangkat derajat seseorang adalah sikap rendah hati dan berbagi kasih. Belajarlah punya prinsip hidup.(*)

Posting Komentar untuk "Kehidupan Kita Layaknya Hanya Dikelilingi Kertas- kertas"