Pendataan vaksinasi Sulsel dianggap amburadul, data yang dipegang Dinas Kesehatan Sulsel dan pemerintah kabupaten kota berbeda.
Hal itu terungkap dalam rapat Koordinasi Percepatan Vaksinasi Pemprov Sulsel bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Rakor berlangsung di Baruga Pattingalloang Rujab Gubernur, Jl Sungai Tangka, Rabu (3/11/2021). Hancurnya pendataan vaksinasi diungkap oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.
Bermula dari pemaparan capaian vaksinasi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan, Arman Bausat.Dimana cakupan vaksinasi di Kabupaten Gowa versi Dinkes Sulsel baru diangka 28,9 persen.
Sementara data yang dimiliki Pemkab Gowa sudah mencapai 35,56 persen, artinya ada selisih sekira 7 persen.
Adnan kemudian mempertanyakan sumber data tersebut. Sebab ia meyakini data miliknya sesuai dengan pelaksanaan vaksinisasi di wilayahnya.
"28,9 Persen data yang disampaikan pak Arman, ini berbeda dengan data kami, dari mana asalnya," tegas Adnan.
Ia meminta agar Dinkes Sulsel melakukan sinkronisasi data agar tidak tumpang tindih.Forum rakor tersebut diwarnai dengan perdebatan.
Selain disoroti oleh Bupati Gowa, Arman Bausat juga disemprot oleh Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berusaha memperjelas perbedaan data tersebut.
Sebab bukan cuma Kabupaten Gowa yang datanya tidak sinkron, melainkan beberapa daerah lain, termasuk Maros.
Dimana cakupan vaksinasi di Kabupaten Maros sudah capai 42 persen.Sementara data Sulsel baru 33 persen, selisihnya 11 persen.
"Saya pernah kehilangan data 300 ribu, salah satu kenapa saya melakukan perubahan di Dinas Kesehatan Provinsi karena terlalu bermasalah dengan data.
Entah itu di kabupaten kota, seandainya saya bisa ganti di kabupaten kota saya ganti juga, ini serius," tegasnya.
Menurut Sudirman, perbedaan data sangat jauh. Mislanya di Gowa 7 persen, artinya 12 ribu warga yang divaksin tidak terinput.
"Pokoknya satu minggu harus selesai, kabupaten kota melapor ke provinsi terkait data bagaimana menyelesaikan selisih," ujarnya.
Sementara itu, Arman Bausat mengatakan, data yang dipaparkan bersumber dari dashboard kementerian kesehatan.
Ia beralasan perbedaan data vaksinasi terjadi karena banyak masyarakat yang divaksin bukan penduduk tetap."Misalnya dia warga Bone tapi vaksin di Gowa," jelasnya.
Faktor lainnya kata Arman, masih ada data yang tidak terinput di PCare (aplikasi pencatatan vaksinasi).
"Potensi terjadi perbedaan ada, karena banyak yang sudah vaksin tapi belum terinput di PCare," ujarnya. (*)
Posting Komentar untuk "Amburadul Data Vaksinasi Dinas Kesehatan Sulsel "