Kolong Pendidikan
Oleh: Bahaking Rama.
-PUASA MENUJU TAKWA-
Puasa adalah ibadah mahdhah; yaitu Ibadah yang sudah ditetapkan aturannya, baik dari aspek syarat dan rukunnya, aspek waktu pelaksanaannya, tatacaranya, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang atau diharamkan.
Bagi orang yang berpuasa, berlaku aturan untuk tidak makan, tidak minum, dan tidak bergaul suami-isteri, sejak fajar hingga terbenam mata hari. Kalau itu dilanggar, maka berlaku ketentuan lain.
Misalnya puasa qadha (menganti puasa wajib yang batal), kafarat (berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai pengganti bagi suami-isteri yang melanggar.
Maka, minum, dan seksual adalah kebutuhan dasar hidup manusia. Psikolog Amerika, Abraham Maslow (1908 – 1970), membangun teori hirarki kebutuhan dasar manusian. Teori kebutuhan dasar manusia, juga dibangun oleh Ibrahim Wajih, Tripoli-Libya.
Ada lima kebutuhan dasar manusia menutur Maslow. Pertama adalah kebutuhan Fisiologis (butuh makan, minum, dan seksual) Siapa saja yang tidak makan-minum selama beberapa jam, maka dapat dipastikan, bahwa ia lapar-haus. Orang lapar dan kehausan, cenderung menjadi pemarah.
Orang yang menjalankan Ibadah puasa dilarang makan-minum sejak fajar hingga terbenam mata hari, meskipun ia sangat lapar dan haus. Ia juga dilarang marah, karena dapat membatalkan puasa. Dari hal ini, dapat membangun sifat kesabaran dan disiplin. Ia sabar menahan lapar, disiplin tidak makan dan dapat menahan emosi.
Dari rasa lapar dan haus karena tidak makan, maka akan lahir kesadaran diri dari orang yang berpuasa, bahwa betapa kasihan kehidupan kaum du’afa, fakir-miskin, karena hidup dalam kelaparan. Lahirlah rasa kemanusiaan, menjadi dermawan menafkahkan sebagian hartanya kepada fakir-miskin atau siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Hal ini ditunjukkan oleh Kelong:
PUNNA NIA’ TUPPOASA,
NAMABAJI SIDAKKANA,
IAMI ANTU,
TANDANA TAU MATAPPA.
Arti bebasnya: “Orang yang berpuasa dan ikhlas memperbanyak infak-sedekahnya, itulah tanda insan yang bertakwa.”
Ibadah puasa dapat membangun sifat dan sikap sabar, disiplin, menahan emosi, rasa kemanusiaan, rasa syukur, dan kejujuran. Jujur karena ia tidak mau makan, konsisten menahan lapar, meskipun ia bisa saja makan-minu dalam keadaan sembunyi, karena tidak ada orang lain yang melihatnya.
Dalam QS. Ali Imran, 3: 134 ditunjukkan tanda-tanda orang yang bertakwa, yaitu: orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik dalam waktu lapang maupun sempit, orang yang menahan amarahnya, dan juga orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Ibadah puasa dapat membangun semua sifat ini. Dengan demikian, ibadah puasa dapat mengantar manusia menuju ketakwaan. QS. Al-Baqrah,2:183.
Orang bertakwa akan konsisten dan istiqamah mempertahankan, mendakwahkan, dan mengamalkan ajaran Islam dari berbagai aspeknya, kapan dan dimana saja hingga akhir hayatnya. Dari orang bertakwa, akan melahirkan kedamaian dan stabilitas kehidupan. Berkah akan turun dari langit dan keluar dari perut bumi, menjadi rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil alamin. Jadikanlah ibdah puasa, jalan meraih takwa. Semoga, Aamiin yra.
Pao-Pao Gowa, Jum’at, 24/3-2023.
Posting Komentar untuk "Orang Lapar Dan Kehausan Cenderung Jadi Pemarah"