Tambang Emas Diduga Penyebab Longsor di Luwu

Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)

Luwu Media Duta, - Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menanggapi pernyataan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang menduga longsor di Kabupaten Luwu disebabkan menurunnya tutupan lahan hutan karena aktivitas tambang emas.

 Bahtiar mengatakan, pertambangan yang beroperasi di Sulsel sudah ada aturannya dan mesti menerapkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

"Tambang kan ada prosedurnya sehingga mendapatkan izin. Nah bagaimana TJSL-nya, pasti ada kewajibannya. Jadi itu ada aturannya sendiri dari kementerian," kata Bahtiar kepada wartawan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Rabu (8/5/2024).

Namun Bahtiar menegaskan hal ini akan menjadi atensi tanpa menuding satu pihak tertentu. Menurut dia, tanggung jawab menjaga lingkungan merupakan program yang harus ditingkatkan semua pihak.

"Pasti kami, menyangkut semua hal dengan asesmen kita terhadap lingkungan ini. Soal aktor siapa yang lingkungan ini, jelas bagi saya tanggap darurat lingkungan. Itu aspeknya luas sekali," tuturnya.

"Nah, soal kawasan itu ada perusahaan, kebun-kebun warga, lahan pertanian warga, ini harus kita komunikasikan. Karena paling luas justru tempat hidupnya warga. Makanya ini saya bilang harus ada program tanggap darurat lingkungan," lanjut Bahtiar.

Bahtiar menganggap program tersebut dapat membuat pengerahan sumber daya secara optimal. Dia menegaskan program tanggap darurat lingkungan merupakan agenda mendesak yang perlu diterapkan.

"Karena hanya dengan cara itu lah bisa dimobilisasi sumber daya dalam jumlah besar dan fokus. Kalau tidak, nanti program lingkungannya ala kadarnya lagi. Kejadian lagi, kejadian lagi. Kasusnya beberapa daerah begitu," paparnya.
Indonesia temukan Cadangan Migas Jumbo yang lebih besar dari Arab Saudi.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amien mengatakan, tutupan hutan di Latimojong dipicu karena masifnya aktivitas tambang emas di Luwu, tepatnya di kawasan Latimojong. Menurutnya, 70% pembukaan lahan dikarenakan aktivitas tambang emas, sementara 30% pembukaan lahan untuk perkebunan masyarakat sekitar.


"Kegiatan itu (tambang emas) mengeruk tebing-tebing sampai kemudian mengeruk dinding sungai, itu menyebabkan luapan air sungai semakin deras kala musim hujan. Saya kira itulah penyebab utamanya," ujar Amien saat dikonfirmasi, Minggu (5/5).

Amien pun mendesak pemerintah menyetop sementara aktivitas tambang di kawasan Latimojong, Luwu. Selama kebijakan itu dilakukan, pemerintah juga diminta mengkaji kembali aktivitas tambang itu dan dampaknya terhadap lingkungan.

"Hentikan secara total kegiatan tambang emas ilegal di bantaran sungai, karena ada banyak titik tambang ilegal yang tidak sama sekali tersentuh oleh penegakan hukum," ungkapnya.(sar/hsr)


Posting Komentar untuk "Tambang Emas Diduga Penyebab Longsor di Luwu"