Foto: Penampilan salah satu jemaah haji asal Makassar yang baru tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar. (Sahrul Alim)
Makassar Media Duta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengingatkan jemaah haji debarkasi Makassar agar tidak tampil nyentrik sepulang dari Tanah Suci.
Penampilan jemaah yang berlebihan hingga dibalut perhiasan emas dinilai tidak pantas jika niatnya hendak menyombongkan diri.
"Itu biasanya menjadi budaya masyarakat Bugis-Makassar.
"Itu biasanya menjadi budaya masyarakat Bugis-Makassar.
Jadi kalau dilakukan dengan ada niat kesombongan, tentu tidak pantaslah. Artinya haji tidak mengajarkan seperti itu," kata Sekretaris Umum MUI Sulsel Muammar Bakry kepada detikSulsel, Senin (24/6/2024).
Muammar menyadari gaya jemaah haji berpenampilan glamor sebagai tanda penghormatan dan kesyukuran setelah dari Makkah. Namun dia menekankan, makna haji tidak dilihat dari pakaian melainkan akhlak.
"Seharusnya itu dikondisikan dan disesuaikan dengan akhlak yang sederhana. Tapi kalau niatnya untuk pamer atau apa, saya kira tidak sesuai dengan akhlak seorang haji, yang diharapkan bisa menjadi mabrur," tuturnya.
Dia melanjutkan, rangkaian ibadah haji menggambarkan kesederhanaan. Pakaian yang digunakan saat mengikuti rangkaian haji merupakan pakaian sederhana yang seharusnya bisa diterapkan sepulang dari Tanah Suci.
"Coba lihat di sana (Makkah) pakaiannya tidak ada yang pakai emas, tidak ada yang pakai apa, menggambarkan pakaian-pakaian sederhana. Tapi kemudian setelah haji menampilkan seperti itukan berbeda dengan semangat atau pesan yang dibawa haji," tegas Muammar.
Muammar berharap agar jemaah haji yang tiba di Tanah Air berpenampilan dalam batas kewajaran. Dia menegaskan muslim yang telah berangkat haji sedianya menjadi sosok teladan bagi masyarakat.
"Seharusnya semangat pesan haji yang menampilkan kesedrehanaan itu harus terbangun dalam diri seseorang dalam melaksanakan haji. Jadi haji itu bukan untuk meningkatkan strata sosial atau segala macam untuk meperlihatkan status sosial," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, 450 jemaah haji kloter I debarkasi Makassar tiba di Makassar, Minggu (23/6). Saat tiba, sejumlah jemaah haji khususnya perempuan, tampak mengenakan pakaian nyentrik dibalut dengan perhiasan emas.
Salah satu jemaah bernama Andi Anna Baso (60), turun dari pesawat dengan penampilan mencolok. Dia memakai baju putih dan kerudung merah dengan kacamata hitam.
"Ini saya 13 tahun menanti, puluhan juta habis makanya (wajar) kita bergaya," kata Andi Anna saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Sementara jemaah haji bernama Suharni Zain tiba dengan mengenakan satu set pakaian jutaan rupiah. Untuk baju saja, harganya mencapai Rp 1,4 juta.
"Ini pakaian mispa, bajunya Rp 1,4 juta, mispanya Rp 250 ribu, ciputnya di dalam Rp 150 ribu," ungkap Suharni saat ditemui di Asrama Haji Sudiang.(sar/sar)
Muammar menyadari gaya jemaah haji berpenampilan glamor sebagai tanda penghormatan dan kesyukuran setelah dari Makkah. Namun dia menekankan, makna haji tidak dilihat dari pakaian melainkan akhlak.
"Seharusnya itu dikondisikan dan disesuaikan dengan akhlak yang sederhana. Tapi kalau niatnya untuk pamer atau apa, saya kira tidak sesuai dengan akhlak seorang haji, yang diharapkan bisa menjadi mabrur," tuturnya.
Dia melanjutkan, rangkaian ibadah haji menggambarkan kesederhanaan. Pakaian yang digunakan saat mengikuti rangkaian haji merupakan pakaian sederhana yang seharusnya bisa diterapkan sepulang dari Tanah Suci.
"Coba lihat di sana (Makkah) pakaiannya tidak ada yang pakai emas, tidak ada yang pakai apa, menggambarkan pakaian-pakaian sederhana. Tapi kemudian setelah haji menampilkan seperti itukan berbeda dengan semangat atau pesan yang dibawa haji," tegas Muammar.
Muammar berharap agar jemaah haji yang tiba di Tanah Air berpenampilan dalam batas kewajaran. Dia menegaskan muslim yang telah berangkat haji sedianya menjadi sosok teladan bagi masyarakat.
"Seharusnya semangat pesan haji yang menampilkan kesedrehanaan itu harus terbangun dalam diri seseorang dalam melaksanakan haji. Jadi haji itu bukan untuk meningkatkan strata sosial atau segala macam untuk meperlihatkan status sosial," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, 450 jemaah haji kloter I debarkasi Makassar tiba di Makassar, Minggu (23/6). Saat tiba, sejumlah jemaah haji khususnya perempuan, tampak mengenakan pakaian nyentrik dibalut dengan perhiasan emas.
Salah satu jemaah bernama Andi Anna Baso (60), turun dari pesawat dengan penampilan mencolok. Dia memakai baju putih dan kerudung merah dengan kacamata hitam.
"Ini saya 13 tahun menanti, puluhan juta habis makanya (wajar) kita bergaya," kata Andi Anna saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Sementara jemaah haji bernama Suharni Zain tiba dengan mengenakan satu set pakaian jutaan rupiah. Untuk baju saja, harganya mencapai Rp 1,4 juta.
"Ini pakaian mispa, bajunya Rp 1,4 juta, mispanya Rp 250 ribu, ciputnya di dalam Rp 150 ribu," ungkap Suharni saat ditemui di Asrama Haji Sudiang.(sar/sar)
Posting Komentar untuk "MUI Ingatkan Jemaah Haji Makassar Tak Tampil Nyentrik, Terkesan Ada Kesombongan"