Mantan Dirut PT.Energi Selaparang Jaminkan Di Bank Aset Perusahaan

Selong Media Duta,– Aset milik PT. Energi Selaparang berupa lima kendaraan roda empat dan sertifikat pabrik perusahaan telah dijadikan jaminan oleh mantan direksi sebelumnya untuk mengajukan pinjaman di bank.

Hal tersebut disampaikan Plt. Dirut PT. Energi Selaparang Joyo Supeno.

Joyo menyebut dua mantan Dirut PT. Energi Selaparang itu H. Zainal Abidin dan Sukirman telah mengajukan pinjaman ke tiga lembaga keuangan dengan menggunakan aset milik perusahaan sebagai jaminan.

Aset yang dijaminkan meliputi lima unit kendaraan operasional berupa mobil boks perusahaan termasuk juga sertifikat pabrik “Asel”. “Pinjaman tersebut diajukan ke Bank NTB Syariah, BRI, dan Selaparang Finansial,” ungkap Joyo.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pinjaman yang diajukan di Bank NTB Syariah mencapai Rp 700 juta, di Selaparang Finansial sebesar Rp 400 juta, dan di BRI senilai Rp 250 juta lebih.

Dari tiga bank tersebut total nilai pinjaman sekitar Rp 1,5 miliar. Pengajuan pinjaman itu dengan dalih untuk penambahan modal perusahaan.

Namun dalam kenyataannya, kewajiban pembayaran angsuran sering macet. “ Untuk di BRI setoran sekitar Rp 3 juta perbulan. Cuma di BRI yang lancar kalau di lain tidak pernah disetor,” bebernya.

Pinjaman ini, tambah Joyo, dimulai sejak masa jabatan Zainal pada tahun 2022 hingga diteruskan oleh Sukirman. Saat ini, sebagian besar utang tersebut belum dibayarkan dan menjadi tanggungan manajemen sebelumnya.

Ia menegaskan bahwa manajemen saat ini tidak akan menggunakan dana penyertaan modal dari pemerintah untuk menutupi utang tersebut.

Yang jelas kita tidak mau tau soal pinjaman itu. Kita tidak mau setor, itu menjadi urusan mantan direksi sebelumnya untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.

Meskipun kita mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 5 miliar namun tidak akan pernah kita pakai untuk membayar pijaman tersebut,” tegasnya.

Berkaitan dengan hal tersebut kini sedang dilakukan audit oleh Inspektorat. Pengajuan dengan menggunakan aset perusahaan digunakan sebagai jaminan dianggapnya sebagai suatu pelanggaran.

“Kami tidak ingin terlibat dan tidak tahu-menahu soal itu. Data sudah lengkap dan jelas bahwa tanggung jawab tersebut berada pada direksi lama,” imbuh Joyo.

Saat ini pihaknya sedang berupaya melakukan pembenahan di PT. Energi Selaparang. Terutama mengupayakan bagimana usaha air kemasan “Asel” bisa kembali beroperasi.

Kami akan fokus membenahi sistem produksi dan menata kembali manajemen internal perusahaan.

Asel harus tetap hidup dan berkembang agar PT Energi Selaparang dapat kembali berkontribusi bagi daerah,” pungkasnya.(lie)