OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor SK 192/MBU/07/2025 tanggal 3 Juli 2025, telah diangkat Mayor Jendral TNI Achmad Rizal Ramdhani telah diangkat sebagai Direktur Utama Perum Bulog baru, menggantikan Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya yang mundur dari posisinya sebagai Dirut Perum Bulog sebelumnya, yang bertugas hanya sekitar 3 – 4 bulan saja.
Sebelum mengangkat Bung Achmad Rizal sebagai Dirut Perum Bulog definitif, Menteri BUMN telah menetapkan Direktur Pengadaan Perum Bulog Prihasto Setyanto selaku Plt. Dirut Perum Bulog.
Pergantian Dirut Perum Bulog, dalam dua tahun terakhir ini berlangsung dengan cepat. Mereka yang menduduki “kursi panas” ini, hampir tidak ada yang bertahan lebih dari satu tahun setelah kepemumpinan Budi Waseso.
Sebut sja ketika Perum Bulog diamanahkan kepada Prof. Bayu Krisnamurti. Guru Besar IPB ini hanya bertahan sekitar 10 bulan menjadi Dirut Perum Bulog.
Prof. Bayu kemudian diganti oleh DR. Wahyu Suparyono. Nasibnya pun hampir sama dengan Dirut Bulog sebelumnya. Kang Wahyu hanyq diberi kesempatan sekitar 3 – 4 bulan saja menakhkodai Perum Bulog. Pergantian ini terasa cukup mendadak.
Banyak pihak mempertanyakan, apakah pergantian Dirut Bulog ini lebih bernaitan dengan buruknya kinerja penyerapan gabah petani atau ada pertimbangan lainnya.
Kang Wahyu lengser dan digantikan oleh tentara aktif berpangkat Mayor Jendral. Penugasan Bung Novi Helmy Prasetya diharapkan mampu menggenjot penyerapan gabah petani yang telah ditargetkan sebesar 3 juta ton setara gabah.
Menteri BUMN optimis, pengangkatan tentara aktif selaku Dirut Bulog akan memberi angin segar untuk menampilkan Bulog sebagai operator pangan yang handal.
Bung Novi pun ternyata hanya diberi kesempatan sekitar 4 bulan untuk memimpin Perum Bulog.
Dirinya digantikan oleh Mayor Jendral Achmad Rizak Ramdhana yang diangkat menggantikan Mayjen Novi Helmy yang mundur karena lebih memilih untuk berkarir di lingkungan TNI. Pertanyaan kritisnya adalah mau berapa lama Mayjen Achmad Rizal akan ditugaskan memimpin Perum Bulog ?
Mayjen Achmad Rizal adalah tentara aktif yang kini masih berusia 54 tahun. Sesuai dengan aturan yang berlaku, jika seorang tentara aktif ditugaskan oleh negara untuk menjadi Dirut BUMN, maka dirinya harus pensiun dari statusnya selaku tentara aktif.
Begitu pun dengan penugasan Mayjen Achmad Rizal sebagai Dirut Perum Bulog. Pilihan untuk terus berkarir di TNI atau mau pensiun, semuanya tetap berpulang ke Mayjen Achmad Rizal send8ri.
Mundurnya Bung Novi dari posisi Dirut Perum Bulog setelah kurang lebih 4 bulan berkiprah di Operator Pangan Pemerintah ini, tentu memberi kesan tersendiri bagi Keluarga Besar Perum Bulog seluruh Indonesia.
Segenap warga bangsa, paham betul bagaimana Bung Novi Cs berjuang keras menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya sebagaimana yang ditargetkan.
Perjuangan Keluarga Besar Perum Bulog dalam menyerap gabah petani belym lama ini, betul-betul sangat membanggakan dan menggembirakan. Dalam musim panen kali ini, Perum Bulog layak mendapat acungan jempol tinggi-tinggi.
Penyerapan gabah petani dengan jumlah sangat tinggi, membuat Perum Bulog mampu mengukirkan sejarah baru dalam proses penyerapan gabah petani.
Sampai dengan berakhirnya musim panen raya padi kemarin, Perum Bulog mampu menyerap gabah petani sebesar 2,7 juta ton setara beras.
Artinya, jika hal ini dikaitkan dengan target penyerapan yang ditugaskan kepada Perum Bulog sebesar 3 juta ton, maka kekurangannya hanya sebesar 300 ribu ton. Pemerintah optimis, jumlah itu akan terpenuhi dalam musim panen kedua nanti.
Atas gambaran demikian, tentu menjadi sanfat masuk akal, kalau Menteri Pertanian menyatakan agar target penyerapan yang telah ditetapkan oleh Intruksi Presiden (Inpres) tersebut segera direvisi, terkait dengan target yang ditetapkan. Target penyerapan oleh Perum Bulog, tidak lagi sebesar 3 juta ton, tapi perlu ditingkatkan menjadi 4,5 juta ton setara beras.
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025, pemerintah menargetkan penyerapan gabah dan beras petani secara optimal untuk mencapai swasembada beras nasional.
Menurut Mentan Amran, dengan melihat perkembangan yang ada, Inpres ini memang layak untuk direvisi mengingat adanya peluang untuk meningkatkan penyerapan gabah dari petani.
Hal ini patut dicatat mengingat dalam beberapa hari terakhir, Bulog telah melakukan penyerapan gabah dan beras dengan cukup baik.
Pada Maret 2025, Bulog telah menyerap sekitar 300.000 ton setara beras, dan pada akhir Maret 2025, penyerapan gabah petani telah mencapai lebih dari 725.000 ton setara beras. Ini merupakan capaian tertinggi Bulog dalam periode Januari-Maret dalam 10 tahun terakhir.
Bahkan hingga akhir Juni 2025 Perum Bulog mampu menyerap gabah petani hingga 2,7 juta ton seraea beras. Dengan data ini menjadi logis bila Mentan Amran mengusulkan agar target penyerapan Perum Bulog direvisi dan disesuaikan dengan peluang yang ada.
Kalau hal ini terlaksana, maka sebagai Dirut Bulog yang baru, Mayjen Achmad Rizal nengemban tugas yang cukup mulia.
Sekain itu, Pemerintah juga telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan demikian, Bulog terus berupaya meningkatkan penyerapan gabah dan beras untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mendukung swasembada beras nasional.
(PENULIS, KETUA ÐEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT)
Posting Komentar untuk "MAYJEN TNI ACHMAD RIZAL RAMDHANI JADI DIRUT PERUM BULOG YANG BARU"