Jakarta Media Duta,- Purnawirawan jenderal Kopassus, Yayat Sudrajat, megungkap kisah bersama Ketua Umum Grib Jaya, Hercules, di Timor Timur (Timtim), kini bernama Timor Leste.
Letjen TNI (Purn) Yayat Sudraja menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim.
Pernyataan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) itu hendak membela eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang sedang berpolemik dengan Hercules.
Seperti diketahui, polemik ini bermula dari Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus yang juga pernah menjabat Gubernur Jakarta (1997-2007) mendukung wacana revisi Undang-Undang Ormas yang digulirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Sebagai basis argumen, Sutiyoso mengungkap pengalaman tidak menyenangkannya selam bersinggunggan dengan ormas, yang lebih mirip preman karena kerap memalak.
Pernyataan Sutiyoso ditanggapi keras Hercules. Ia bahkan menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.
Tak terima Sutiyoso dihina, Gatot angkat bicara. Dia tegas menyebut Hercules preman dan menyangsikan jasanya buat Indonesia.Gatot merasa Hercules kelewatan karena menghina Sutiyoso.
Polemik berlanjut kala Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso, namun menantang balik Gatot.Dia tidak terima dibilang tak berjasa buat Indonesia.
Hercules mengungkit sejarah ketika dia menjadi Tenaga Bantuan Operasional (TBO) bersama Kopassus pada Operasi Seroja di Timtim era 1970-an.
Di sisi lain, Yayat mengungkap sosok Hercules saat di Timtim yang menurutnya penakut.
Semasa jejak pendapat 1999 yang akhirnya membuat Timtim lepas dari Indonesia, Yayat saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel.
Ia diterjunkan ke Timtim dari Kopassus sebagai Dansatgas Intelijen Tribuana 8.Yayat memiliki misi memastikan jajak pendapat atau referendum berjalan baik.
Pada satu momen, Yayat yang sedang berada di Dili, didatangi Hercules.Membawa nama senior Yayat, yakni Zacky Anwar Makarim.
Sebagai gambaran, Yayat merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982, sedangkan Zacky lulusan Akabri tahun 1971.
Hercules datang ke Yayat untuk minta dikawal pulang ke kampung halaman, di sebuah daerah di Timtim.
Ia tidak berani pulang sendirian karena situasi masih kacau saat itu.
"Intinya bahwa dia mau ke kampung halamannya dia tidak berani karena memang di sana pada saat itu di mana-mana chaos, sehingga ya karena dia bawa nama Pak Zacky Anwar, ya saya siapkanlah ya dan aman gitu," kata Yayat bercerita di kanal Youtube Hersubeno Point, tayang, Minggu (4/5/2025).
Dengan jasa itu, seharusnya Hercules berterima kasih kepada TNI dan menghormati setiap pasukan serta purnawirawannya.
"Itulah ya si Hercules lah, dan semua orang tahulah kalau si Hercules itu memang preman gitu loh"
"Dan dia bisa hebat seperti itu, menurut dia ya, kalau saya enggak hebat gitu kan, tadi sudah disampaikan, dia balik ke kampungnya aja dia takut balik ke kampungnya."
"Dia takut pada saat jajak pendapat, saya ketemu dia, dia minta bantuan saya untuk 'Pak tolong saya mengawal saya,' dengan membawa nama Pak Zacky Anwar," paparnya.
Yayat begitu marahnya dengan Hercules sampai-sampai menyebut dadanya ingin meledak.
Seharusnya, kata Yayat, Hercules harus selalu ingat utang budinya kepada TNI yang membawanya ke Indonesia.
"Sebenarnya dada ini pengin meledak gitu loh He dengan omongan-omongan dia itu ya enggak tahu diri ya."
"Saya walaupun misalnya berseberangan dengan siapa gitu dengan senior saya gak akan mungkin saya mau bicara kemudian menghinakan senior saya," jelas Yayat.
Menurut Yayat, Hercules ke Indonesia bukan karena cinta Merah Putih, melainkan karena nyalinya takut tinggal di tanah kelahirannya.
"Mungkin dia enggak ngerti, enggak paham gitu apa sih etika budaya di Indonesia karena dia kan awalnya dari Timtim. Dan dia juga bukan karena cinta Indonesia dia lari dari sana takut dia," kata Yayat.
Awal Polemik
Sebagai informasi, Hercules, tak bisa memendam amarahnya kala mendapat cercaan dari gatot Nurmantyo.
Pria bernama asli Rosario de Marshal itu menyatakan tak takut dengan purnawirawan berbintang empat.
Pernyataan itu disampaikan Gatot di kediamannya di bilangan Jakarta Barat usai menggelar pengajian dan santunan anak yatim Kamis (1/5/2025).
Pertama, ia meminta maaf kepada Sutiyoso, purnawirawan TNI berpangkat bintang tiga yang sempat berkomentar soal ormas dan mendukung revisi Undang-Undang Ormas.
Sebelumnya, Hercules sempat menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.
Sutiyoso sempat mendapat pembelaan dari Gatot, sambil menyebut Hercules preman dan menguak mengungkit-ungkit sejarah kelamnya.
Hercules marah dengan Gatot dan sempat mengultimatum untuk tidak mengganggu dirinya.
"Tapi Gatot, saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut sama Anda, saya tidak menghargai Anda."
"Kenapa Anda (menilai) saya kok bengis banget gitu lho, bengis banget gitu lho, aku salah apa?"
"Aku gak punya salah dengan pak Gatot lho. Pak Gatot sampai bicara premanisme, kurang ajar, aku salah apa Pak Gatot yang aku hormati, yang aku muliakan, mantan Panglima TNI," kata Hercules.
Hercules menilai Gatot sedang "tidak laku" sehingga harus ikut muncul membicarakan polemiknya dengan Sutiyoso.
Ia membandingkan sikap Gatot dengan Sutiyoso yang justru kalem.
"Saya bilang kamu yang preman karena kamu itu kamu bikin action sana action sini karena enggak laku."
"Kenapa kamu bilang saya preman, kalau preman ada ada jalurnya untuk mengatasi adalah bapak-bapak kepolisian," ujar Hercules.
Kendati bicara keras, Hercules mengajak Gatot untuk saling introspeksi dan bermaafan.
"Kita tidak usah membawa itu, minimal, teman-teman, negara ini negara hukum. Pak Gatot memperbaiki koreksi statement-statement itu dan saya juga menahan diri memperbaiki koreksi apa statement-statement saya yang salah," jelasnya.
Gatot Murka
Sebelumnya, Gatot murka dengan Hercules yang menghina Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus sudah bau tanah.
Mantan Panglima TNI tersebut mengingatkan Hercules tentang peran pensiunan jenderal TNI yang telah membawanya ke Jakarta.
Ia lalu membongkar asal-usul Hercules di masa lampau.
Hercules, kata Gatot, dulu dipekerjakan sebagai tenaga bantuan operasi (TBO) yang bertugas membantu mengangkuti barang-barang keperluan militer saat di Timor Timur.
"Begini, kita kan prajurit-prajurit di sana merasa sudah dibantu, dibawain barang-barangnya kayak gitu. Maka, dibawa ke Jakarta dan Solo untuk supaya kesejahteraannya, kehidupannya lebih baik, berubah lah."
"Tapi, justru dia mengata-ngatai pensiunan, padahal yang bawa dia ke sini sudah pensiun itu, zamannya tahun 80-an," ujar Gatot seperti dikutip dari Youtube Refly Harun yang tayang pada Kamis (1/5/2025).
Berdasarkan persepsi publik yang selama ini beredar, Hercules dilindungi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
Hercules pun selalu mengklaim berutang nyawa terhadap Prabowo Subianto. Namun, Gatot mempertanyakan jasa mantan preman itu.
Menurutnya, jasa Hercules hanya sebatas mengangkuti barang-barang keperluan militer.
"Jasanya ngangkat-ngangkat barang, kan dibayar juga. Cuma karena Pak Prabowo ya mungkin hatinya baik, kan gitu kamu ikut, mungkin. Tapi, saya yakin bukan Prabowo juga (yang ajak ke Jakarta)," tambahnya.
Dalam sebuah acara bersama Said Didu, Hersubeno Arief dan Refly Harun, Gatot menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.
"Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?" ujar Gatot dikutip dari unggahan akun Twitter Said Didu, Rabu (30/4/2025).
Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.
"Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman," lanjutnya.
Mantan Panglima TNI tersebut kemudian menyinggung insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas.
Menurut Gatot, kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.
"Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?" katanya.
Ia menegaskan bahwa semua TNI akan menjadi purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah membela bangsa.
"Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah," tandasnya.
Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka kehancuran akan tak terelakkan.(Jaisy Rahman Tohir)
Purnawirawan Jenderal Kopassus: Hercules Takut Pulang ke Timtim
Jakarta Media Duta,- Purnawirawan jenderal Kopassus, Yayat Sudrajat, megungkap kisah bersama Ketua Umum Grib Jaya, Hercules, di Timor Timur (Timtim), kini bernama Timor Leste.
Letjen TNI (Purn) Yayat Sudraja menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim.
Pernyataan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) itu hendak membela eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang sedang berpolemik dengan Hercules.
Seperti diketahui, polemik ini bermula dari Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus yang juga pernah menjabat Gubernur Jakarta (1997-2007) mendukung wacana revisi Undang-Undang Ormas yang digulirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Sebagai basis argumen, Sutiyoso mengungkap pengalaman tidak menyenangkannya selam bersinggunggan dengan ormas, yang lebih mirip preman karena kerap memalak.
Pernyataan Sutiyoso ditanggapi keras Hercules. Ia bahkan menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.
Tak terima Sutiyoso dihina, Gatot angkat bicara. Dia tegas menyebut Hercules preman dan menyangsikan jasanya buat Indonesia.Gatot merasa Hercules kelewatan karena menghina Sutiyoso.
Polemik berlanjut kala Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso, namun menantang balik Gatot.Dia tidak terima dibilang tak berjasa buat Indonesia.
Hercules mengungkit sejarah ketika dia menjadi Tenaga Bantuan Operasional (TBO) bersama Kopassus pada Operasi Seroja di Timtim era 1970-an.
Di sisi lain, Yayat mengungkap sosok Hercules saat di Timtim yang menurutnya penakut.
Semasa jejak pendapat 1999 yang akhirnya membuat Timtim lepas dari Indonesia, Yayat saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel.
Ia diterjunkan ke Timtim dari Kopassus sebagai Dansatgas Intelijen Tribuana 8.Yayat memiliki misi memastikan jajak pendapat atau referendum berjalan baik.
Pada satu momen, Yayat yang sedang berada di Dili, didatangi Hercules.Membawa nama senior Yayat, yakni Zacky Anwar Makarim.
Sebagai gambaran, Yayat merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982, sedangkan Zacky lulusan Akabri tahun 1971.
Hercules datang ke Yayat untuk minta dikawal pulang ke kampung halaman, di sebuah daerah di Timtim.
Ia tidak berani pulang sendirian karena situasi masih kacau saat itu.
"Intinya bahwa dia mau ke kampung halamannya dia tidak berani karena memang di sana pada saat itu di mana-mana chaos, sehingga ya karena dia bawa nama Pak Zacky Anwar, ya saya siapkanlah ya dan aman gitu," kata Yayat bercerita di kanal Youtube Hersubeno Point, tayang, Minggu (4/5/2025).
Dengan jasa itu, seharusnya Hercules berterima kasih kepada TNI dan menghormati setiap pasukan serta purnawirawannya.
"Itulah ya si Hercules lah, dan semua orang tahulah kalau si Hercules itu memang preman gitu loh"
"Dan dia bisa hebat seperti itu, menurut dia ya, kalau saya enggak hebat gitu kan, tadi sudah disampaikan, dia balik ke kampungnya aja dia takut balik ke kampungnya."
"Dia takut pada saat jajak pendapat, saya ketemu dia, dia minta bantuan saya untuk 'Pak tolong saya mengawal saya,' dengan membawa nama Pak Zacky Anwar," paparnya.
Yayat begitu marahnya dengan Hercules sampai-sampai menyebut dadanya ingin meledak.
Seharusnya, kata Yayat, Hercules harus selalu ingat utang budinya kepada TNI yang membawanya ke Indonesia.
"Sebenarnya dada ini pengin meledak gitu loh He dengan omongan-omongan dia itu ya enggak tahu diri ya."
"Saya walaupun misalnya berseberangan dengan siapa gitu dengan senior saya gak akan mungkin saya mau bicara kemudian menghinakan senior saya," jelas Yayat.
Menurut Yayat, Hercules ke Indonesia bukan karena cinta Merah Putih, melainkan karena nyalinya takut tinggal di tanah kelahirannya.
"Mungkin dia enggak ngerti, enggak paham gitu apa sih etika budaya di Indonesia karena dia kan awalnya dari Timtim. Dan dia juga bukan karena cinta Indonesia dia lari dari sana takut dia," kata Yayat.
Awal Polemik
Sebagai informasi, Hercules, tak bisa memendam amarahnya kala mendapat cercaan dari gatot Nurmantyo.
Pria bernama asli Rosario de Marshal itu menyatakan tak takut dengan purnawirawan berbintang empat.
Pernyataan itu disampaikan Gatot di kediamannya di bilangan Jakarta Barat usai menggelar pengajian dan santunan anak yatim Kamis (1/5/2025).
Pertama, ia meminta maaf kepada Sutiyoso, purnawirawan TNI berpangkat bintang tiga yang sempat berkomentar soal ormas dan mendukung revisi Undang-Undang Ormas.
Sebelumnya, Hercules sempat menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.
Sutiyoso sempat mendapat pembelaan dari Gatot, sambil menyebut Hercules preman dan menguak mengungkit-ungkit sejarah kelamnya.
Hercules marah dengan Gatot dan sempat mengultimatum untuk tidak mengganggu dirinya.
"Tapi Gatot, saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut sama Anda, saya tidak menghargai Anda."
"Kenapa Anda (menilai) saya kok bengis banget gitu lho, bengis banget gitu lho, aku salah apa?"
"Aku gak punya salah dengan pak Gatot lho. Pak Gatot sampai bicara premanisme, kurang ajar, aku salah apa Pak Gatot yang aku hormati, yang aku muliakan, mantan Panglima TNI," kata Hercules.
Hercules menilai Gatot sedang "tidak laku" sehingga harus ikut muncul membicarakan polemiknya dengan Sutiyoso.
Ia membandingkan sikap Gatot dengan Sutiyoso yang justru kalem.
"Saya bilang kamu yang preman karena kamu itu kamu bikin action sana action sini karena enggak laku."
"Kenapa kamu bilang saya preman, kalau preman ada ada jalurnya untuk mengatasi adalah bapak-bapak kepolisian," ujar Hercules.
Kendati bicara keras, Hercules mengajak Gatot untuk saling introspeksi dan bermaafan.
"Kita tidak usah membawa itu, minimal, teman-teman, negara ini negara hukum. Pak Gatot memperbaiki koreksi statement-statement itu dan saya juga menahan diri memperbaiki koreksi apa statement-statement saya yang salah," jelasnya.
Gatot Murka
Sebelumnya, Gatot murka dengan Hercules yang menghina Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus sudah bau tanah.
Mantan Panglima TNI tersebut mengingatkan Hercules tentang peran pensiunan jenderal TNI yang telah membawanya ke Jakarta.
Ia lalu membongkar asal-usul Hercules di masa lampau.
Hercules, kata Gatot, dulu dipekerjakan sebagai tenaga bantuan operasi (TBO) yang bertugas membantu mengangkuti barang-barang keperluan militer saat di Timor Timur.
"Begini, kita kan prajurit-prajurit di sana merasa sudah dibantu, dibawain barang-barangnya kayak gitu. Maka, dibawa ke Jakarta dan Solo untuk supaya kesejahteraannya, kehidupannya lebih baik, berubah lah."
"Tapi, justru dia mengata-ngatai pensiunan, padahal yang bawa dia ke sini sudah pensiun itu, zamannya tahun 80-an," ujar Gatot seperti dikutip dari Youtube Refly Harun yang tayang pada Kamis (1/5/2025).
Berdasarkan persepsi publik yang selama ini beredar, Hercules dilindungi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.
Hercules pun selalu mengklaim berutang nyawa terhadap Prabowo Subianto. Namun, Gatot mempertanyakan jasa mantan preman itu.
Menurutnya, jasa Hercules hanya sebatas mengangkuti barang-barang keperluan militer.
"Jasanya ngangkat-ngangkat barang, kan dibayar juga. Cuma karena Pak Prabowo ya mungkin hatinya baik, kan gitu kamu ikut, mungkin. Tapi, saya yakin bukan Prabowo juga (yang ajak ke Jakarta)," tambahnya.
Dalam sebuah acara bersama Said Didu, Hersubeno Arief dan Refly Harun, Gatot menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.
"Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?" ujar Gatot dikutip dari unggahan akun Twitter Said Didu, Rabu (30/4/2025).
Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.
"Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman," lanjutnya.
Mantan Panglima TNI tersebut kemudian menyinggung insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas.
Menurut Gatot, kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.
"Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?" katanya.
Ia menegaskan bahwa semua TNI akan menjadi purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah membela bangsa.
"Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah," tandasnya.
Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka kehancuran akan tak terelakkan.(Jaisy Rahman Tohir)
Posting Komentar untuk "Purnawirawan Jenderal Kopassus: Hercules Takut Pulang ke Timtim"